KOMPAS.com - Kecelakaan maut bus di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menewaskan 29 penumpannya.
Bus tersebut adalah rombongan peiarah dari SMP IT Muawwanah, Cisalak, Subang. Total penumpang bus adalah 66 orang.
Salah satu koran selamat adalah EHA Nuraeti (55) warga Pasurlaja, Desa Pakuhaji, Kecamatan Cisalak, Subang. Ia ikut mendampingi anaknya saat ziarah karena khawatir jika sang anak pergi sendirian.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang, Sempat Cium Bau Sangit dan Rasakan Bus Oleng
Dilansir dari TribuJabar.id, Eha bercerita awalnya ia tak berniat ikut berziarah.
Di hari kejadian, dia hanya mengantar anaknya Yusuf siswa SMP IT Al Muawanah ke gerbang sekolah.
Karena ada kursi kosong, akhirnya dia memutuskan untuk ikut bersama rombongan.
"Saya khawatir terjadi sesuatu, ada firasat gak enak. Awalnya emang cuma mau nganter Ucup sampai ke depan bus."
"Tapi diajak karena masih ada kursi kosong, akhirnya pulang, siap-siap mandi ikut ke sana," imbuhnya.
Ia mengatakan ziarah tersebut adalah kegiatan sekolah yang diadakan setiap setahun sekali.
Untuk siswa yang ikut, harus membayar Rp 350.000. Sedangkan untuk orangtua pendamping yang ikut dikenai biaya Rp 250.000.
Sedangkan siswa yang tidak ikut, tetap membayar Rp 100.000.
"Kalau gak ikut siswa tetap harus bayar Rp 100 ribu untuk biaya komputer," katanya
Baca juga: Update Kecelakaan Bus Sumedang: Korban Tewas Bertambah 2 Orang, Totalnya 29, Ini Daftarnya
Ketika salah satu penumpang bertanya kepada sang sopir perihal keadaan mobil tersebut, Eha kaget karena sang sopir berkata rem bus tersebut blong.
Mobil tersebut akhirnya terjungkal ke dasar jurang di Tanjakan Cae, Wado, Sumedang.