Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Lumpy Skin Disease, Dispernak Tasikmalaya Minta Pengecekan Sapi Diperketat

Kompas.com - 11/03/2022, 09:47 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (Dispernakan) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, segera meminta pengetatan untuk pengecekan sapi konsumsi yang masuk lewat Pos Perbatasan Kesehatan Hewan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Sebab, selama ini sebagian besar pasokan sapi konsumsi di semua pasar wilayah Tasikmalaya berasal di beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal ini sebagai langkah pencegahan adanya penyakit sapi lumpy skin disease yang saat ini merebak di Indragiri, Riau dan telah menyerang 242 ekor sapi.

Baca juga: Sejak Februari, 242 Ekor Sapi di Riau Ditemukan Terkena Penyakit Lumpy Skin Disease

"Ini baru kewaspadaan dan pencegahan. Kita minta perketat SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) sapi yang masuk dari Jateng dan Jatim ke Jabar lewat pos perbatasan. Di kita pos perbatasan berlokasi di Kota Banjar, Jabar," jelas Kepala Seksi Kesehatan Hewan (Keswan) Dispernakan Kota Tasikmalaya, Aceu Siti Maemunah kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).

Aceu berharap lumpy skin disease tidak masuk dan menyerang sapi di wilayahnya. Pasalnya, dari hasil studi menunjukkan bahwa sapi yang terpapar lumpy skin disease tidak layak dikonsumsi manusia.

Oleh sebab itu, pihaknya terus koordinasi selama ini dengan para dinas terkait yang memasok sapi-sapinya ke wilayah Tasikmalaya.

"Janganlah, jangan sampai (lumpy skin disease masuk), ini sedang dibahas kewaspadaan ini. Kalau saat ini hanya secara normatif dan normal saja SKKH karena tak bisa lewat dari cek poin. Paling tidak sudah ada keterangan, sudah dicek di dinas setempat. Misal keluarnya dari Bandung, tempat asalnya dari Bandung. Pasokan ke Tasikmalaya paling banyak dari Jateng dan Jatim," tambah Aceu.

Aceu pun mengimbau kepada masyarakat untuk membeli daging sapi dari kios resmi yang selama ini dipasok lewat jalur pengawasan dinas.

Dia pun memberi tips memilih daging segar. Sebagai contoh, daging sapi yang dikerubungi lalat menunjukkan bahwa daging masih segar. Harus menjadi kecurigaan jika tidak ada lalat yang mendekati daging.

"Masyarakat sudah pintar, terkecuali adanya kecurangan dari penjual pencampuran daging. Disarankan di los daging yang menerapkan higienis. Sebetulnya daging ada lalat itu segar, karena kalau tidak harus curiga," pungkasnya.

Tentang lumpy skin disease

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. drh. Wasito, Ph.D menyebutkan, lumpy skin disease atau penyakit kulit benjol pada sapi dan kerbau tidak menular ke manusia.

Namun, daging sapi yang terinfeksi virus Capripoxvirus dan menyebabkan lumpy skin disease, tidak layak untuk dikonsumsi.

"Tidak bersifat zoonosis (penularan penyakit dari hewan ke manusia). Penularan terjadi terutama pada sapi lain dan kerbau," ujar Wasito dalam keterangan tertulis Humas UGM, Rabu (9/03/2022).

Wasito menyampaikan pemilik peternakan sapi dan kerbau yang mendapati ternaknya terinfeksi LSD agar mendisinfeksi kandang.

Baca juga: Jejak Kaki Harimau Sumatera Ditemukan di Mukomuko Bengkulu, Usai Seekor Sapi Mati

Kemudian sapi yang sudah terinfeksi, disarankan untuk dipisahkan dengan yang lainnya atau diisolasi.

"Sapi yang sakit segera di-stamping out dan sapi tersebut dagingnya tidak layak untuk konsumsi," tegasnya.

Menurut Wasito, daging tidak layak konsumsi ini menurut Wasito disebabkan sapi yang terkena LSD kekurangan nutrisi protein terutama asam amino yang sebelumnya digunakan untuk replikasi virus.

Catatan Redaksi: Artikel ini telah mengalami penyuntingan judul pada Jumat (11/3/2022) untuk menyesuaikan fakta di lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com