KUNINGAN, KOMPAS.com – Penyakit mulut dan kuku (PMK) memukul para peternak sapi perah, di Blok Cigeureung, Kelurahan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Mereka sangat bersedih melihat kondisi sapi kian melemah, hingga tidak dapat menghasilkan susu sama sekali.
“Jangankan untung, modal saja tidak kembali. Bahkan untuk membeli pakan sapi saja kurang,” kata salah satu peternak bernama Hendar saat ditemui Kompas.com di kandangnya, di Blok Cigeureung, Senin petang (30/5/2022).
Baca juga: Sapi Terpapar PMK di Kuningan Naik Jadi 194 Ekor, Pemerintah Berlakukan Lockdown
13 sapi perah milik Hendar dinyatakan terindikasi positif PMK.
Sebagian besar sapinya memiliki gejala yang cukup menonjol seperti hidung dan mulut berlendir, berbusa, dan terdapat luka di kuku. Lidah serta bagian dalam mulutnya juga luka.
Karena terpapar PMK, sapi-sapi Hendar sempat lemas. Banyak ternaknya yang tidak dapat banyak bergerak, tidak napsu makan, dan menurun bobotnya.
Warga Blok Cigeureung yang sudah 35 tahun menjadi peternak sapi ini bercerita, awalnya ke-13 sapinya sehat, bugar, berbobot normal. Tetapi tiba-tiba dua pekan lalu, salah satu sapi miliknya memiliki gejala PMK.
Awalnya, Hendar mengira sapinya sakit demam biasa.
Namun, Hendar kaget. Bukannya sembuh, sapi yang berdekatan justru tertular dan memiliki gejala yang sama seperti sebelumnya.
Saat itu, barulah dia sadar sapinya terinfeksi PMK dari sapi milik tetangganya.
“Pertama kan yang kena dari tetangga sebelah. Mungkin karena virus kan susah melihatnya, jadi tidak tahu. Ternyata langsung menular. Tadinya satu yang kena. Terus merembet ke semua sapi, sampai ke sapi yang kecil juga kena. Sedihlah, namanya juga musibah,” tambah Hendar.
Dampaknya sangat mengagetkan. Produksi satu sapi menurun hebat. Satu ekor sapi hanya mengeluarkan 2 liter susu. Padahal jika sehat susu yang diproduksi bisa mencapai 15 liter per hari dari seekor sapi.
Jika biasanya seluruh sapinya bisa memproduksi 100 liter susu per hari, setelah terinfeksi PMK hanya 5-10 liter susu yang diproduksi.
Jumlah susu yang menurun drastis, otomatis memengaruhi perekonomian. Dirinya bahkan menombok untuk membeli pakan dan membayar upah karyawan.
Bagi Hendar, ini adalah kali pertama sapinya terpapar penyakit dengan rentang waktu yang lama.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.