Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Jangan Sampai GBLA Identik dengan Kematian

Kompas.com - 21/06/2022, 13:54 WIB
Dendi Ramdhani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuntut panitia pelaksana (Panpel) pertandingan Persib Bandung lebih profesional dalam mengatur penonton.

Hal itu dikatakan Emil, sapaannya, menyikapi dua suporter Persib yang meninggal karena berdesakan dan terinjak saat laga Persib kontra Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Jumat (17/6/2022).

Berdasarkan catatan Kompas.com, sudah empat nyawa melayang sejak Persib bermarkas di Stadion GBLA.

Baca juga: Dilaporkan Hilang, Bobotoh Persib Dipukuli di GBLA, Wajah Lebam dan Pakaian Dilucuti

Dari mulai insiden Rico Andrean (2017), Haringga Sirla (2018), hingga Asep Ahmad Solihin dan Sopiana Yusuf (2022).

"Saya sudah menyampaikan duka cita. Mudah-mudahan ini jadi pelajaran jangan sampai GBLA identik dengan kematian. Buat apa ada kompetisi kalau harus hilang nyawa, tidak sebanding lah," tutur Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (21/6/2022).

Menurut Emil, dengan animo suporter yang besar, sudah seharusnya Panpel menerapkan pengamanan berlapis hingga luar stadion untuk mencegah penonton tak bertiket masuk stadion.

"Masukan teknis ke panpel, cegah orang tak bertiket jauh-jauh sebelum masuk bangunan (stadion). Seperti PON Papua misalkan dicegatnya dari jalan yang jauh jadi jangan ditanya pas sudah ada dibangunannya," ungkapnya.

Baca juga: Investigasi Penyebab Kematian 2 Bobotoh, Garis Polisi Dipasang di GBLA

Menurut Emil, kondisi ini sangat ironis sudah terjadi sejak lama. Jika pengamanan dan pengecekan penonton dilakukan berlapis, kerumunan di depan stadion bisa terantisipasi.

"Ini selalu berulang-ulang dari zaman dulu. Kalau sudah ribuan orang susah. Harusnya dari jalan mana sekian kilometer (dari GBLA) sudah ada benteng (penjagaan) di situ sehingga nyegat orang berkarcisnya dari sana, nanti di masuk ke gerbang kedua cek lagi, berlapis itu," paparnya.

"Kalau itu dilakukan 15.000 yang katanya punya tiket tidak akan terganggu atau terhebohi oleh ribuan yang tak punya tiket," tutur Emil.

Baca juga: 2 Bobotoh Tewas, Laga Lanjutan Piala Presiden Dipindahkan dari GBLA ke Si Jalak Harupat Tanpa Penonton

Emil juga meminta para suporter yang tidak memiliki tiket menahan diri untuk tidak datang ke stadion demi mencegah kejadian serupa.

"Makanya imbauan kepada bobotoh hidup itu harus taat aturan kalau tidak punya tiket jangan datang nonton saja di tv. Karena yang melanggar aturan ini jumlahnya banyak kemudian keburu nempel ke bangunan situasi emosional terjadilah duka cita yang kita lihat," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Bandung
Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Bandung
Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bandung
Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Bandung
Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com