Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Tinggi, Mentan: Tak Hanya Pedagang, Petani Juga Harus Menikmati

Kompas.com - 02/07/2022, 18:19 WIB
Aam Aminullah,
Khairina

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, kenaikan harga cabai berbagai jenis dalam beberapa waktu terakhr akibat tingginya permintaan pasar pasca-pandemi Covid-19.

Selain itu, kenaikan harga juga dipicu cuaca ekstrem dan menjelang hari besar Idul Adha 1443 Hijriah.

Saat ini harga cabai rawit di pasaran Rp 120.000 per kilogram, sedangkan harga di tingkat petani Rp 75.000 per kilogram.

"Cabai ini harganya dinamis karena bergantung pada iklim, tetapi kenaikan harga saat ini karena sejak Covid-19 hilang, permintaan dari Horeka (Hotel, restoran, cafe) yang tinggi," ujar Syahrul kepada sejumlah wartawan saat panen cabai rawit di Blok Sempalan, Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Selasa (2/7/2022).

Baca juga: Sempat Langka, Harga Cabai Rawit Merah di Lumajang Tembus Rp 120 Ribu

Syahrul Yasin Limpo mengatakan, di tengah kenaikan harga cabai rawit ini, petani cabai juga menikmati keuntungannya secara langsung.

"Yang penting itu kan tidak hanya pedagang yang nikmati, tapi petaninya juga harus menikmati. Tinggal bagaimana menjaga konsumennya, supaya harganya juga stabil. Tentu, tugas Kementan itu ketersediaan, produktivitas. Untuk stabilisasi harga tentu berbagai pihak dan kementerian lain harus bisa bersama-sama menjaga itu," tutur Mentan.

Syahrul menyebutkan, produktivitas dan ketersediaan cabai rawit mencukupi untuk memenuhi kebutuhan skala nasional.

"Di beberapa daerah seperti di sentra di Sumedang, Brebes, Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi, ketersediaannya mencukupi. Tetapi dari sisi biaya logistiknya ini dari sentra petani ke pasar terganggu, bahkan antardaerah," sebut Mentan.

Baca juga: Harga Cabai di Nunukan Naik sampai Rp 120.000, Kurang Laku dan Sering Kali hingga Membusuk

Syahrul mengatakan, untuk daerah-daerah yang defisit Kementan akan melakukan akan melakukan mobilisasi dari daerah-daerah yang surplus.

"Jadi kebutuhannya akan mencukupi untuk mengintervensi daerah-daerah yang defisit," ujar Syahrul.

Sementara itu, Kelompok Tani Mukti Aceng mengatakan, harga cabai rawit di tingkat petani saat ini memang cukup tinggi yakni Rp 75.000 per kilogram.

Tingginya harga cabai ini karena sebelumnya, produksi cabai sempat tertanggu akibat cuaca ekstrem. Selain itu, saat ini, permintaan dari pasar juga cukup tinggi.

"Memang saat ini kami menikmati tingginya harga cabai, tapi baru kali ini juga. Kenaikan ini juga karena harga pupuk dan produksi lainnya juga naik, kemudian terpengaruh akibat cuaca ekstrem," kata Aceng. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Golkar Sebut Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Wali Kota Bandung

Bandung
1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

1 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Kertasari, Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com