CIREBON, KOMPAS.com – Adanya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK), membuat seorang pemuda di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, memasarkan hewan kurbannya lewat media sosial.
Dia adalah Muhamad Shobirin (30), warga Desa Sampih, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon.
Dalam setiap unggahan di media sosial, baik foto maupun video, Shobirin selalu menulis keterangan kambing kurban dengan lengkap. Mulai dari jenis kambing, bobot, usia, sertifikat sehat, dan harga.
Baca juga: Cerita di Balik Sapi Kurban Jokowi, Ada yang Dibeli dari Siswa SMP dan Sarjana Peternakan
Menurut Shobirin, menjual hewan kurban melalui media sosial efektif untuk menarik pelanggan dan meminimalisir potensi penyebaran PMK.
Terbukti, delapan dari 12 ekor kambing miliknya sudah laku terjual dan siap dikirim ke Jakarta.
Saat Kompas.com berkunjung ke rumahnya Senin (4/7/2022) sore, Shobirin sedang membersihkan sisa makanan kambing yang tercecer di lantai kandang.
Membereskan pakan kambing selalu dilakukannya setiap pagi dan sore hari. Menurutnya, kebersihan kandang harus dijaga demi kesehatan dan kenyamanan kambing.
Setelah pakan yang tercecer di lantai dibersihkan, Shobirin kembali memberikan pakan berupa rumput segar yang baru didapat dari ladang.
Dia memberikan porsi makanan kepada tiap kambing sesuai perhitungan dan kebutuhan masing-masing individu.
Shobirin juga menyiapkan air minum yang sudah dicampur vitamin agar hewan kurban tetap sehat, bugar, dan cepat membesar.
Setelah semua aktivitas selesai dilakukan, barulah Shobirin menjual hewan ternaknya di media sosial. Dia mulai mengunggah foto dan video untuk kambing-kambing yang belum laku terjual.
Ide menjual hewan kurban melalui media sosial, kata Shobirin, untuk mendorong penjualan kambing di tengah maraknya wabah PMK.
“Hari ini sedang marak kasus PMK. Kami berusaha melakukan pencegahan dengan cara memasarkan (kambing) dilakukan menggunakan media sosial, antara lain WhatsApp, Facebook, YouTube, dan lainnya,” kata Shobirin kepada Kompas.com.
Teknisnya, Shobirin mengambil foto dan membuat video kambing di kandang.
Setelah materi konten dirasa cukup, Shobirin kemudian menulis deskripsi atau informasi penjualan hewan kurban tersebut, dari jenis kambing, usia kambing, bobot, hingga harga yang ditawarkan.