BANDUNG, KOMPAS.com - Mengkhawatirkan dan tidak terurus. Kalimat itu mungkin pantas untuk menggambarkan Situs Cagar Budaya Candi Bojongemas, di Kampung Bojongemas, Desa Bojongemas, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bagaimana tidak? Batuan di candi Bojongemas sudah mulai kusam, warnanya pun memudar. Tak sedikit lumut menyelimuti setiap batuan di situs tersebut.
Candi yang berlokasi di sekitaran Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Citarum itu tersusun dalam sebuah kotak. Di dalam kotak tersebut ada sejumlah batuan kuno dengan berbagai ukuran dan bentuk, mulai dari batuan bundar, kubus, hingga balok.
Kawasan tersebut kosong. Tak ada petugas yang berjaga ataupun pagar pembatas seperti candi pada umumnya.
Baca juga: BPCB Ekskavasi Area Candi Singosari untuk Ketahui soal Posisi Arca Dwarapala
Herman (50), warga sekitar mengatakan bahwa awalnya situs Candi Bojongemas berada tepat di sungai Citarum.
Namun karena kerap tersapu luapan air sungai, batuan candi dipindahkan ke lokasi saat ini.
"Jadi, dulu itu yang kelihatan cuma batuannya aja, karena si Candi ini berada di tengah anak sungai Citarum. Karena sering kena sungai, akhirnya digali dan dipindahkan," kata Herman ditemui Kompas.com, Kamis (7/7/2022).
Ekskavasi atau penggalian Candi Bojongemas dilakukan saat pemerintah setempat membenahi jalur sungai Citarum, dari yang awalnya alur sungai berbelok sekarang sudah menjadi lurus. Pemindahan batuan candi ini dilakukan dengan alat berat beko.
"(Ekskavasi) bersamaan dengan pengerukan sungai dan perubahan alur sungai. Jadi mungkin sekalian aja digali," tambahnya.
Herman mengatakan, candi Bojongemas sudah ada sedari dirinya masih anak-anak.
"Wah kalau dari saya kecil ini sudah ada, memang yang kelihatannya batu atasnya aja," ungkap Herman.
Herman mengatakan, dulu ada satu orang yang dituakan atau disebut sepuh, yang memahami tentang seluk beluk Candi Bojongemas. Sepuh itu bernama Pak Adam.
Menurut Herman, Pak Adam memahami betul informasi tentang Candi Bojongemas. Mulai dari tahun ditemukan, hubungan candi tersebut dengan salah satu kerajaan, sampai alasan dipindahkan.
"Dulu semua koordinasinya sama Pak Adam. Cuma sekarang (Pak Adam) udah meninggal, adanya istrinya tapi sang Istri tidak ikut campur soal ini," kata dia.
Kendati begitu, sambung dia, situs Candi Bojongemas tak pernah berhenti dikunjungi orang.