BANDUNG, KOMPAS.com - Memulai hobi tanaman hias sejak 2005, membuat Agus Dedi (54 tahun) berhasil mengubah hobinya tersebut menjadi sumber penghasilan.
Warga Kampung Sukasari RT 04 RW 02 Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini, menggeluti tanaman hias jenis anturium.
Agus memilih Anturium karena unik. Selain itu, entah apa sebabnya, ia begitu mudah jatuh cinta pada jenis tanaman ini.
"Mulainya di Anturium ya, dulu zamannya Gelombang Cinta dan Cemani tuh, waktu itu berjalan 2-3 tahun lah," katanya ditemui Kompas.com, Jumat (8/7/2022).
Baca juga: Cerita Petani di Bandung Sukses Tanam Buncis Kenya hingga Tembus Pasar Singapura
Dunia yang baru digelutinya tak serta merta membuahkan hasil. Saat itu pemasaran tanaman hias jenis Gelombang Cinta merosot dan akhirnya membuat ia terpaksa harus berhenti.
"Ketika orang lain sudah pada punya, akhirnya pemasarannya kan merosot, jadi kita berhenti," tutur dia.
Jauh sebelum memiliki hobi dan berpenghasilan di tanaman hias Anturium, Agus Dedi adalah seorang pekerja swasta.
Karena satu dan lain hal, pria berambut putih tersebut memantapkan diri memulai ikhtiarnya di dunia tanaman hias, terutama jenis Anturium.
"Iya dulu banyak, karena putaran kehidupan lah, dulu kerja di swasta, tapi kita ini keluarlah, karena kendala ekonomi dan lain sebagainya. Jadi 2005 itu sudah fokus di tanaman, paling kerjaan lainnya serabutan, tidak ada yang tetap," ujar dia.
Saat itu, ia harus menghadapi situasi yang pelik, antara kehidupan dan hobi. Akhirnya titik temu pun ia temukan, lalu membawanya lebih jauh bertualang tentang tanaman hias.
"Jadi memang tanaman ini menghasilkan kehidupan, banyak orang-orang yang sudah tertarik itu, dia keluar karena udah punya modal dan udah ngerti putarannya," kata dia.
Memanfaatkan Waktu Covid-19
Kendati gagal saat memulainya di tahun 2005. Agus tak patah arang. Semangatnya untuk menyambung hidup dari tanaman hias terus bergelora.
Sedikit demi sedikit, ia kumpulkan modal untuk membeli Anturium. Ia kemudian kawin silangkan menjadi jenis baru.
"Ya tapi kan kita ini kehidupan harus tetap berjalan, ya pada akhirnya hobinya berkembang kembali dan teman-teman semua sama begitu pada tinggal di rumah, jadi kita bermain online. Tinggal di rumah tapi kreativitas tetap ada, terpaksa kita bermain bunga lagi karena hobi yang lama, kita hidupkan kembali," ungkapnya.
Suka atau tidak suka, badai Pandemi Covid-19 membawanya pada pintu peruntungan.
Baca juga: Kisah Sukses Saeful, Jual Piyama 300 Lusin per Bulan hingga Malaysia dengan Andalkan Medsos
Memanfaatkan tanaman hias Anturium jenis gelombang cinta serta yang ia beli dengan modal seadanya, membuatnya terus melaju.
"Jenis Anturium, tetapi Anturium yang berbeda, kalau dulu itu jenis Anturiumnya kayak gelombang cinta, dan beberapa yang populer pada waktu itu," ucap dia.
Tagline "di rumah aja" kala Pandemi, betul-betul dimanfaatkannya untuk terus bereksperimen.
"Dan kemarin tahun 2019 ketika covid-19 mulai muncul saya memutuskan bermain lagi karena melihat orang-orang pada tinggal dan beraktivitas di rumah masing-masing," beber dia.
Anturium Jenis Kuping Gajah
Setelah puas dengan tanaman hias Anturium Gelombang Cinta, tahun 2018, Agus memulai di spesies yang lain, yakni Anturium jenis Kuping Gajah atau yang biasa dikenal Anthurium Crystallinum.