Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2022, 20:41 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memerintahkan seluruh guru dan kepala sekolah di wilayahnya memperketat pengawasan perundungan atau bullying di sekolah masing-masing.

Langkah itu sesuai perintah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang mengecam keras kejadian pelajar SD di Tasikmalaya meninggal akibat depresi usai dipaksa setubuhi kucing sambil direkam ponsel.

"Kami mengintruksikan para kepala sekolah di masing-masing sekolah untuk menyampaikan langkah awasi ketat murid. Juga upaya koordinasi kepada orangtua supaya mereka juga melakukannya di luar lingkungan sekolah," jelas Sekretaris Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya, Opan Sopian, kepada wartawan, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Ridwan Kamil Mengecam Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya

Opan membenarkan selama ini korban berstatus kelas V Sekolah Dasar (SD) di salah satu wilayah ibu kota kabupaten di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Supaya kejadian ke depannya tidak terulang kembali, pengawasan guru terhadap anak didiknya di kelas akan ditingkatkan.

Jika menemukan ada salah satu muridnya yang menjadi korban perundungan di sekolah, guru wajib mengetahui dan segera menyelesaikan secepatnya.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya bocah berinisial F, agar keluarga diberikannya ketabahan dan mengikhlaskan kepergiannya. Kasus bullying memang tidak hanya fisik tapi perkataan sesama teman-temannya sekarang harus selalu dilakukan pengawasan, dan juga peran guru serta orangtua jangan menganggap sepele," tambahnya.

Sebelumnya, seorang bocah umur 11 tahun kelas V Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dipaksa teman-temannya menyetubuhi kucing sembari direkam pakai ponsel sepekan lalu.

Akibat rekaman itu disebarkan teman-temannya, korban menjadi depresi tidak mau makan dan minum sampai kemudian meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).

Selain menjadi korban perundungan selama masih hidup, bocah itu diketahui kerap dipukuli oleh teman-teman bermainnya selama ini.

Ibu kandungnya mengaku korban merupakan anak kedua dari empat saudara dan berstatus pelajar SD di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

"Sepekan sebelum meninggal dunia rekaman itu menyebar dan dibully teman-temannya semakin menjadi-jadi. Anak saya jadi malu, tak mau makan minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandungnya, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Diagnosis Dokter soal Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dirundung: Kejiwaan Korban Tertekan

Korban sempat mengaku ke ibu kandungnya dipaksa menyetubuhi kucing dengan disaksikan teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam ponsel para pelaku.

Saat sedang depresi dan tak mau makan dan minum, korban sempat mengeluh sakit tenggorokan sampai akhirnya meninggal dunia.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," tambah dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com