Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Soekarno di Penjara Sukamiskin

Kompas.com - 17/08/2022, 10:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sukarno dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun di tahun 1930 setelah dipenjara di Penjara Banceuy selama 8 bulan tanpa persidangan

Kala itu Sukarno ditangkap di Kota Solo seusai rapat umum pada 9 desember 1929. Secara formal, ia dituduh mengambil bagian dalam sebuah organisasi yang bertujuan untu menjalankan kejahatan serta menggulikan kekuasaan Hindia Belanda yang telah ada.

Setelah dijatuhi hukuman, Soekarno pun dipindahkan ke Penjara Sukamiskin.

Menurut Bung Karno, Sukamiskin adalah penjara yang disediakan untuk para pelanggar hukum Bangsa Belanda dan tempat bagi penjahat-penjahat kelas kakap.

Baca juga: Saat Soekarno Ditangkap di Solo dan Dijebloskan di Penjara Banceuy...

Di dalam Sukamiskin, tahanan dibagi tiga kelas. Mereka yang dihukum selama 1 tahu,n kelompok yang ditahan sampai 10 tahun dan kelompok terbesar yang dipenjara lebih dari 10 tahun.

Sukarno ditahan di sel 233 yang terletak di atas tangga besi di tingkat dua dekat pojok. Untuk Soekarno, seluruh blok dikosongkan. Panjang sel itu 15 ubin dengan lebar hanya 12 ubin.

Tetangga sel terdekat dalah pemmbunuh berat yang merampok perempuan dan membunuh tiga anaknya.

Baca juga: Kisah Soekarno dan Petani Marhaen di Bandung

Pesan melalui telur asin

Selama di Sukamiskin, Sukarno dilarang berbicara tentang politik. Ia juga dipekerjakan di percetakan yang bekerja di dekat ruang direktur penjara, sehingga penjagaannya berlipat ganda.

Sukarno diminta untuk membuat ratusan rim kertas menjadi buku tulis. Ia akan menyeret tumpukan kertas, mencetak dengan meletakkan dan mengambilnay dari mesin-penggaris dan mesin potng yang besar dan penuh oli.

Ia bekerja seharian mulai matahari tebit hingga tenggelam.

"Pekerjaan yang membosankan untuk orang yang bisa berpikir seperti aku, Sepanjang hari aku hanya memuat garis," kata Sukarno dalam buku Buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.

Sukarno bercerita ada 900 orang tahanan di Sukamiskin dengan ruang makan yang cukup kecil dan terdiri dari 25 meja kayu sempit yang masing-maisng untuk 10 orang.

Baca juga: Peci Hitam Soekarno

Para tahanan makan secara bergilir dan diberi waktu makan hanya 6 menit.

Bila terdengar gong, maka setiap orang akan masuk dengan membawa piring dan tempat sayur dari almunium, cangkir dan sendok.

Enam menit kemudian, kelompok ini akan berbaris menuju kran air untuk mencuci peralatan makannya dan 250 orang lainnya akan berbaris masuk. Enam menit kemidian giliran 250 orang yang lain.

Tak hanya makan. Ke kamar mandi pun para tahanan mendapat batasan waktu. Setiap 6 orang diberi waktu 6 menit untuk berebut air dari satu pancuran.

Setelah beberapa bulan dalam sel terpisah, Sukarno boleh menerima kue dan telur dari luar. Makanan itu pun harus diperiksa oleh penjaga.

Baca juga: Kisah Asmara Orangtua Sukarno, Guru Soekemi yang Jatuh Cinta Pada Gadis Bali

Inggit, istri Soekarno kemudian mengirimkan telur. Jika yang dikirim telur asin, maka ada kabar berita buruk tapi Soekarno tak tahu detailnya.

Inggit kemudian mengirim buku agama yang menjadi sarana komunikasi. Jika Inggit datang membawa buku agama pada 24 April, maka Soekarno harus membuka bab 4 halaman 24.

Dengan ujung jari, Soekarno meraba dengan teliti hingga menemukan lubang bekas jarum di bawah huruf. Sehingga jika diraba dan disusun, huruf tersebut menjadi pesan dari kabar buruk yang disampaikan lewat telur asin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com