Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK di Karawang Buat Alat Pengusir Burung Bertenaga Surya

Kompas.com - 09/09/2022, 17:26 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Telagasari Karawang, Jawa Barat, menciptakan alat pengusir hama burung.

Alat pengusir burung itu dibuat atas kerja sama dengan PT Pupuk Kujang di bengkel produksi SMK PGRI Telagasari.

Kini alat ini telah masuk generasi ketiga. Dimana generasi ketiga lebih safety terhadap perubahan cuaca.

"Generasi ketiga sudah kita lengkapi pelindung elektronik. Jadi tetap aman jika hujan," kata Kepala SMK PGRI Telagasari Yanyan Sopyanudin pada acara Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022 di Gedung Learning Center Pupuk Kujang, Kamis (9/9/2022).

Baca juga: Pupuk Kujang Sediakan 68.259 Ton Pupuk Subsidi untuk Petani Tasikmalaya

Yanyan menyebut, komponen alat pengusir burung itu di antaranya motor penggerak, aki, timer, dan panel tenaga surya. Perawatannya juga mudah. Hanya perlu menambahkan pelumas.

Alat pengusir burung ini bisa dipakai dari pagi hingga sore hari. Sehingga tak perlu menggunakan cara manual untuk mengusir hama burung.

Alat ini juga telah menyabet juara 3 pada Konvensi Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Jawa Barat. Berikutnya akan diikutkan pada Konvensi TTG tingkat nasional di Cirebon bulan depan.

Mengembalikan gabah

Alat pengusir burung ini diklaim dapat mengembalikan lost produksi gabah mulai 10 hingga 16 persen. Hal ini berdasarkan hasil uji coba di wilayah Telagasari, Karawang, Jawa Barat.

"Hasilnya bagus," kata Gunes Tri Wahyu dari Departemen Riset Pupuk Kujang.

Baca juga: 31 Nama Warga Karawang Dicatut Parpol, dari Mahasiswa hingga Guru Honorer

Hal ini sejalan dengan tujuan penciptaan teknologi ini. Sebab, di kota yang dikenal sebagai lumbung padi ini, burung dianggap sebagai hama yang cukup merepotkan petani.

"Adanya hama burung membuat lost produksi gabah sekitar 10 persen," kata dia.

Hemat

Adanya alat pengusir burung ini juga diklaim bakal membantu petani menghemat. Sebab jika menggunakan cara manual, dengan memasang bebegig yang harus dioperasikan manusia, ongkos yang dikeluarkan sekitar Rp 2,4 juta.

Sedangkan penggunaan alat pengusir burung bertenaga surya akan lebih hemat lantaran diproduksi dengan biaya sekitar Rp 1,5 juta. Dalam semusim panen pun diprediksi sudah break event point (BEP) atau balik modal.

"Alat ini bisa dibakai hingga 6-10 musim. Artinya satu musim tanam sekitar Rp 250.000. Jadi hemat," kata Gunes.

Paten dan Pengembangan

Alat ini telah dipatenkan dengan nomor IDS000004201. Pemegang patennya PT Pupuk Kujang. Adapun inventornya Evie Bukti Bakti, Raden Sulistiyo, dan Yanyan Sopyanudin.

Gunes menyebut, pihaknya tengah melakukan pengembangan teknologi. Misalnya menyiapkan operasi melalui mobile phone jarak jauh. Sehingga jika petani sedang di luar kota, alat pengusir burung ini tetap bisa jalankan.

Alat ini, sambung Gunes, tak menutup kemungkinan akan dipasarkan guna membantu para petani.

"Saat ini tengah dilakukan standarisasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bandung
Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Bandung
Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com