Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Seleksi Masuk PTN 2023 Berbeda, Wakil Rektor Unpad: No Problem

Kompas.com - 15/09/2022, 15:39 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, mengatakan bahwa masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya perubahan aturan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2023.

"Memang pasti ada semacam adaptasi, baik dari perguruan tinggi atau mahasiswa, tapi saya pikir sih tidak akan terlalu lama, lambat-laun juga kita akan menyesuaikan diri dengan sistem ini, termasuk SMA-SMA juga," kata Arief kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).

Arief menjelaskan, sistem masuk PTN yang baru ini memang mengharuskan mahasiswa berusaha lebih keras untuk beradaptasi pada semester awal kuliah, khususnya bagi anak yang mengambil program studi (prodi) atau fakultas yang tidak sesuai dengan jurusannya ketika SMA.

"Ada data yang menyebutkan memang mahasiswa yang sudah memiliki kemampuan itu akan lebih cepat beradaptasi di perguruan tinggi," ujar Arief.

"Tapi karena ini anak pintar, saya pikir tidak akan lama, paling beberapa bulan dia adaptasi sendiri karena prinsipnya anak ini pintar, dikasih apa pun juga cepat. Jadi no problem kalau menurut saya," imbuhnya.

Baca juga: Sistem Seleksi Masuk PTN Berubah, Ini Kata Rektor UNS Solo

Oleh sebab itu, Arief menyampaikan, wajar bila prestasi mahasiswa baru nantinya cenderung menurun pada semester awal.

"Karena proses adaptasi tadi, yang tadinya di SMA belum belajar Fisika atau Matematika, ini dia harus belajar dulu, misalnya mau masuk kedokteran dia harus belajar Biologi dulu," jelasnya.

Oleh sebab itu, Arief menuturkan, pihak universitas harus memberikan peluang agar mahasiswa baru bisa beradaptasi lebih baik, khususnya pada semester satu dan dua.

Tak ada lagi monospesialistik

Saat ini, Arief mengatakan, tidak ada lagi sistem pendidikan maupun industri yang bersifat monospesialistik, atau orang yang hanya ahli di satu bidang.

"Sebagai contoh, seorang dokter tidak cukup jadi dokter saja, dia harus jadi komunikator, dia harus mengerti hukum, dia harus bisa mengerti sosiologi," terangnya.

Baca juga: Sistem Seleksi Masuk PTN Berubah, Ini Tanggapan Rektor UGM

Jika dulu selalu diarahkan, Arief menjelaskan, sistem pendidikan sekarang harus membuat seseorang bisa mengisi dengan sesuatu yang diperlukannya.

Dengan demikian, sistem pendidikan harus bisa memfasilitasi siapa pun untuk belajar apa pun yang dibutuhkannya.

Arief menuturkan, Unpad telah menerapkan pembelajaran berbasis student center, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan diri sesuai kebutuhannya.

"Kampus dan dosen itu harus bisa memfasilitasi kebutuhan yang berbeda-beda dari tiap mahasiswa, itu prinsip kampus merdeka. Jadi orang itu bisa mengembangkan diri sesuai kebutuhannya," paparnya.

"Jadi sudah tidak relevan sebenarnya kita memaksa seseorang untuk mempelajari apa yang harus mereka pelajari, itu sudah tidak relevan," tegasnya.

Baca juga: 3 Langkah Cegah Terjadinya Suap dan Gratifikasi di PTN Menurut Pengamat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com