Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Intip Pakaian Dalam Wanita di Bandung, Polisi: Korbannya Lebih dari 10 Orang

Kompas.com - 05/01/2023, 15:51 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jagad twitter diramaikan postingan berbagai video amatir aktivitas seseorang yang mengintip pakaian dalam wanita.

Kompas.com mencoba menelusuri akun tersebut melalui media sosial Twitter. Akun tersebut bernama @Tukangnoong.

Nama akun tersebut, menggunakan bahasa sunda yang memiliki arti tukag ngintip.

Baca juga: Ayah di Sumsel Ngadu ke Presiden 2 Pemerkosa Anaknya Divonis 10 Bulan, Hotman Paris Turun Tangan

Ketika ditelusuri akun tersebut tidak hanya mengunggah satu video saja, ada ratusan video yang diunggah. 

Sebagian besar video yang diunggah akun tersebut memperlihatkan aktivitas seorang perempuan yang sedang berbelanja atau mendatangi fasilitas umum kemudian direkam menggunakan kamera secara diam-diam. Mulai dari wajah hingga ke bagian sensitif. 

Selain ramai di Twitter, video-video yang diunggah akun tersebut juga ramai diperbincangkan di sosial media Instagram.

Baca juga: Viral Video Porno di Tuban, Polisi Sudah Kantongi Identitas Pemeran

Bahkan, salah satu akun Instagram mengunggah salah satu video dan menyebutkan bahwa rata-rata lokasi yang digunakan oleh pelaku untuk melancarkan aksinya berada di salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung.

Akun instagram tersebut juga menyebutkan jika beberapa perempuan yang menjadi korban telah mengadukan video tersebut ke pihak yang berwajib.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Bandung Kompol Oliesta Ageng Wicaksana membenarkan adanya kejadian tersebut di wilayah hukum Polresta Bandung.

Pihaknya mengaku telah mendapatkan sejumlah informasi terkait akun twitter tersebut. Oliesta menambahkan, akun tersebut tidak hanya memosting video pakaian dalam wanita saja. Namun juga memperjualbelikannya.

"Jadi kami juga sudah mendapatkan informasi dari masyarakat bahwasannya di Twitter ini beredar sebuah video pakaian dalam wanita yang di diperjualbelikan, kami sedang selidiki kasus ini," katanya ditemui di Mapolresta Bandung, Kamis (5/1/2023).

Ia juga membenarkan jika lokasi yang kerap digunakan pelaku saat beraksi ada di wilayah Kabupaten Bandung.

Saat ini, pihaknya tengah menelusuri kasus tersebut, dan memburu pelaku pengambilan, pengunggah dan yang memperjualbelikan video tersebut.

"Informasi yang kami dapatkan, kegiatan ini berlangsung di wilayah Kabupaten Bandung di daerah Timur. Kemudian nanti dalam hasil pengembangan kalau memang pelakunya berhasil kami amankan, kami akan telusuri sejauh mana keterlibatan  dan sejauh mana aksinya sudah dilakukan," tambahnya.

Ia menduga, korban yang menjadi video senonoh itu lebih dari 10 orang. Selain menelusuri jejak digital, pihaknya tengah berkomunikasi dengan salah satu korban yang menjadi obyek video tersebut.

"Sementara yang baru bisa kami ajak untuk komunikasi kemudian mengkonfirmasi itu baru 1 orang, namun dari informasi yang beredar korbannya lebih dari 10 orang, mungkin bisa sampai 20 orang," ucap Oliesta.

Sejauh ini, kata dia, baru 1 orang yang berani melaporkan kejadian itu. Oliesta meminta korban bisa berpartisipasi dan berperan aktif untuk menelusuri jejak korban.

"Kami sedang berusaha, dari korban ini yang sedang kami telusuri agar dapat berpartisipasi dan berperan aktif berkomunikasi dengan kami sehingga kami bisa mendapatkan petunjuk, mulai dari lokasi kejadian, indikasi-indikasi yang mengarah ke pelaku," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com