CIREBON, KOMPAS.com- Kereta api sebagai salah satu moda transportasi publik melewati proses panjang hingga menjadi seperti saat ini.
Peningkatan sistem pelayanan, fisik, infrastruktur dan lainya, terus diperbaiki sesuai tuntutan dan kebutuhan zaman.
Salah satunya adalah kereta lori atau dresin, yang difungsikan khusus untuk melakukan inspeksi pengecekan jalur, hingga pemeriksaan kondisi di sebuah stasiun.
Baca juga: Perjalanan Kereta Api Batal akibat Banjir Semarang, Uang Tiket Diganti 100 Persen, Begini Caranya
Keberadaan kereta lori dresin sangat dibutuhkan untuk para petugas yang memeriksa kondisi jalur.
Begitu pentingnya tugas pemeriksaan jalur, petugas KAI harus berjalan kaki beberapa kilometer.
Mereka menyusuri rel, memeriksa satu persatu kondisi rel, dan langsung memperbaiki.
"Kereta api nih dari zaman Belanda yah. Dulu, kalau tidak salah 1864, awal-awal pemeriksaan jalur itu jalan kaki. Kemudian, mereka modifikasi menggunakan sepeda. Sepeda yang dikayuh yang dikasih rel," kata Sandry Pasambuna, Direktur Keselamatan PT KAI, saat ditemui Kompas.com di Stasiun Cirebon saat peresmian Lori, Kamis (5/1/2023).
Seiring berjalannya waktu, sebut Sandry, petugas memodifikasi lagi sepeda menjadi motor yang bisa melintasi rel.
Baca juga: Setelah Sempat Lumpuh akibat Banjir, Perjalanan Kereta Api Menuju Semarang Mulai Normal
Petugas mulai lakukan pemeriksaan jalur menggunakan mesin bukan lagi manual berjalan kaki, atau gowes sepeda.
Setelah berproses menggunakan motor, petugas tetap merasakan kendala, yakni panas terik matahari dan juga hujan deras.
Pemeriksaan terkendala dengan kondisi alam karena kendaraan yang digunakan tidak memiliki pelindung.
Akhirnya, PT Kereta Api membuat kereta khusus Lori dengan kondisi kepala tertutup namun sisi kanan kiri masih terbuka.