Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Persen Pencemaran di Jabar Berasal dari Sampah Domestik, Pemprov Gandeng Octopus

Kompas.com - 06/03/2023, 20:37 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan, pencemaran tertinggi di Jawa Barat berasal dari sampah domestik atau rumah tangga.

Prima mengungkapkan, dari data yang dimilikinya, sampah domestik menyumbang 60 persen dari 25.000 ton sampah di Jabar.

"Komposisinya 60 persen sampah organik dan 40 persen sampah anorganik, dari jumlah sampah yang dihasilkan sekitar 40 persen sampah dapat ditangani dengan baik, sedangkan 60 persen masih belum dapat dikelola dengan baik," ujar Prima dalam rilisnya, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Korupsi Berjamaah Uang Retribusi Sampah Rp 6,9 Miliar, Eks Kadis LH Lampung dan Bawahannya Jadi Tersangka

Untuk menangani persoalan sampah ini, pihaknya menggandeng Octopus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memilah dan mengolah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi timbunan sampah ke TPA.

Octopus merupakan perusahaan teknologi yang berfokus pada solusi daur ulang sampah. Octopus pertama kali diluncurkan di Bandung dengan pengoperasian di Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota/Kabupaten Bandung.

Baca juga: Video Viral Pembakaran Motor di Ranca Upas Bandung, Berawal dari Salah Paham

Pada 2021, Octipus bekerjasama dengan Pemprov Jabar. Kini, Octopus berekspansi ke Depok, Bogor, dan Bekasi.

"Diharapkan dapat menjadi solusi penanggulangan sampah yang mengajak masyarakat Jawa Barat untuk menjadikan daur ulang sampah sebagai gaya hidup," ujar Chief Executive Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan.

Ichsan mengungkap, Octopus mengedukasi warga untuk menerapkan gaya hidup memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan mudah menggunakan aplikasi.

"Kami juga terus memastikan kualitas sampah yang kami terima selalu terjaga dengan baik, sehingga mudah untuk dikelola dan didaur ulang," beber dia.

Chief Marketing Officer dan Co-Founder Octopus Indonesia, Hamish Daud menjelaskan, dengan menggunakan aplikasi Octopus, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, namun mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan.

Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik.

Bahkan beberapa waktu lalu Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penghasilan warga yang terlibat aktif dalam Octopus bisa mendapatkan penghasilan Rp 10 juta per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ratusan Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Tuntut Perusahaan Bayar Haknya yang 4 Tahun Menggantung

Cerita Ratusan Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Tuntut Perusahaan Bayar Haknya yang 4 Tahun Menggantung

Bandung
Sampel Kandungan 'Septic Tank' CSB Mall yang Tewaskan 4 Teknisi Diambil

Sampel Kandungan "Septic Tank" CSB Mall yang Tewaskan 4 Teknisi Diambil

Bandung
Jatuh Bangun Perempuan Asal Tasikmalaya Bangun Usaha Hijab yang Kini Diburu Konsumen

Jatuh Bangun Perempuan Asal Tasikmalaya Bangun Usaha Hijab yang Kini Diburu Konsumen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Bandung
Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Bandung
Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Bandung
Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Bandung
Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Bandung
HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com