Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Reddy, Hidupi 8 Anggota Keluarganya Tanpa Tangan

Kompas.com - 23/03/2023, 14:54 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Reddy Herdiawan (52 tahun) tidak pernah menyangka, kehidupannya berubah drastis dalam waktu singkat.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bengkel las di Kiaracondong Bandung ini kehilangan kedua tangannya karena sebuah kecelakaan.

Musibah ini menimpa Reddy ketika ia sedang membereskan barang-barang sepulang kerja.

Baca juga: Atlet Difabel Bantul Kecewa Dapat Bonus Berbeda dengan Atlet Non-difabel

Ketika itu, ia hendak mengambil besi. Namun naas besi menyangkut di kabel listrik dan menyengat dirinya.

Orang-orang di sekitar yang melihat kejadian ini tidak bisa membantu, sebab takut tersambar.

Singkat cerita, Reddy bisa diselamatkan, namun setelah ditindak ke rumah sakit, tenaga medis menyatakan kedua tangannya harus diamputasi.

“Awalnya hanya satu tangan yang diamputasi, tapi tangan kanan saya pecah pembuluh darah jadi akhirnya diamputasi juga," tutur Reddy di Bandung, Kamis (23/3/2023).

Baca juga: Kemensos Dampingi Perempuan Difabel Korban Kekerasan Seksual di Lampung

Kehilangan kedua tangan membuat hidupnya berubah. Bahkan untuk sekadar memakai baju saja, ia meminta bantuan istrinya.

Meski ia pasrah dengan keadaannya, ia tetap harus menghidupi 8 anggota keluarganya. Ia tetap mengelola tempat las dengan bantuan seorang pekerja.

Karena ia tidak bisa optimal bekerja, sistem pendapatan tempat lasnya pun menggunakan sistem bagi hasil. Setidaknya ia mengantongi Rp 2 juta per bulan.

Angka ini tentu berat mengingat orang yang harus ditanggungnya sebanyak 8 orang. Bahkan anak-anaknya masih sekolah.

Untungnya ada seorang anaknya yang paling besar yang membantu keuangan keluarga. Ia bekerja di tempat paket.

Kisah ini sampai ke Rumah Amal Salman ITB dan komunitas LPDP angkatan 182. Reddy pun mendapatkan bantu lengan palsu bionik.

Tristia Riskawati, penanggungjawab projek sosial ini mengaku termotivasi memberikan bantuan sebab program ini memiliki visi yang sama dengan komunitasnya, pemberdayaan kaum difabel.

“Saya berharap kolaborasi ini bisa membantu kaum difabel untuk lebih berdaya dan lebih mandiri,” kata Tristi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com