Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Garut Berharap Ada Regulasi Kebiri untuk Pelaku Kekerasan Seksual Anak

Kompas.com - 05/06/2023, 14:45 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Garut, melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) berharap ada regulasi yang bisa memberatkan hukuman pelaku kekerasan seksual pada anak.

“Kita berharap itu (kebiri) bisa dilakukan dan ada regulasinya,” jelas Sekretaris Dinas DP2KBP3A Rahmat Wibawa saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Senin (5/6/2023) siang.

Rahmat mengungkapkan, wacana pemberatan hukuman berupa kebiri bagi pelaku kekerasan seksual pada anak, sempat menjadi bahasan di tingkatan pemerintah pusat hingga sudah masuk teknis kebiri yang akan dilakukan.

Namun, regulasinya belum ada hingga sulit memberikan pemberatan hukuman berupa kebiri terhadap pelaku kekerasan seksual pada anak.

Baca juga: Guru Ngaji di Garut Ceritakan Kisah Nabi Luth Sebelum Cabuli Belasan Muridnya

“Atas nama pemerintah daerah, kita berharap ada pemberatan hukuman, karena ini akan menjadi efek jera, masyarakat juga harus tahu perbuatan tersebut memiliki konsekwensi hukum yang tidak ringan hukumannya,” jelasnya.

Rahmat mengakui, Kabupaten Garut menjadi salah satu daerah yang rawan Tindakan kekerasan seksual pada anak. Salah satu penyebabnya adalah tingginya jumlah penduduk di Kabupaten Garut dan pengaruh-pengaruh eksternal seperti media sosial dan internet.

Sementara terkait penanganan 17 anak korban pencabulan guru ngajinya yang saat ini proses hukumnya tengah berjalan, menurut Rahmat pihaknya terus melakukan pendampingan bagi korban dan keluarganya, terutama pendampingan psikologis.

“Selain anak, justru orangtuanya trauma berat, makanya kita juga memberi dampingan psikologis pada anak dan orangtuanya, baru satu kali kita beri dampingan psikologis, ini akan terus berlanjut,” katanya.

Selain dampingan psikologis, menurut Rahmat pihaknya juga berupaya memberikan perlindungan terhadap para korban agar tidak menjadi korban kedua kalinya akibat Tindakan bullying di lingkungan rumah dan sekolahnya.

“Kita sudah koordinasi dengan sekolah agar tidak terjadi bullying, karena trauma anak bisa muncul dari perlakuan lingkungannya, termasuk sekolah, jangan sampai ada pembunuhan karakter,” tegasnya.

Hingga saat ini, menurut Rahmat, para korban tidak ditempatkan di fasilitas rumah aman mengingat lingkungan tempat tinggal korban relatif aman karena pelaku bukan asli warga kampung korban. Sehingga, keluarga pelaku tidak ada yang berusaha mempengaruhi keluarga korban untuk menempuh jalan damai.

Baca juga: Banyak Ustaz Palsu, Ini Tips Cari Guru Ngaji untuk Anak

“Pelaku itu aslinya orang Cisero, Cisurupan, bukan asli warga sekitar, makanya lingkungannya aman, anak-anak tinggal di rumah masing-masing,” katanya.

Rahmat menambahkan, hasil koordiansi pihaknya dengan kepolisian, sampai saat ini belum ada satupun korban yang mendapat perlakuan sodomi dari pelaku. Namun, pihaknya Bersama apparat kepolisian terus melakukan pendampingan untuk memastikan hal tersebut. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Patok Tarif Seenaknya, 25 Juru Parkir Liar di Karawang Ditangkap

Bandung
Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Pemprov Jabar Targetkan 11 Juta Ton Gabah Kering Giling di 2024

Bandung
Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Dramatis, Polisi Tangkap Tangan Curanmor di Jalan Cirebon–Kuningan

Bandung
Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Video Viral Parkir di Minimarket Karawang Rp 15.000 untuk THR

Bandung
Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Jasad Wisatawan Bandung Ditemukan 4 Km dari Pantai Cidamar

Bandung
HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com