Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Sebagai Menteri Pertahanan, Gak Boleh Kampanye, Gak Bisa Joget, Masa Menhan Joget

Kompas.com - 30/01/2024, 16:25 WIB
Aam Aminullah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disambut antusias 60.000 peserta program Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani serta Food Estate Partisipatif Jawa Barat di kawasan Pusat Pemerintahan Sumedang, Kamis (30/1/2024) siang.

Puluhan ribu peserta yang memadati kawasan PPS ini terdiri dari petani, peternak, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Petugas Penyuluh Pertanian, hingga Babinsa, Bhabinkamtibmas se-Jawa Barat.

Saat Prabowo naik podium, sambutan meriah riuh terdengar. Bahkan, ketika Prabowo mulai berpidato, dalam beberapa kesempatan sejumlah petani menyuarakan "Hidup Prabowo", "Prabowo Presiden". Tak sedikit pula, petani yang mengacungkan dua jari.

Baca juga: Prabowo dan Andi Amran Kunjungi Sumedang, Lalu Lintas Macet 5 Km

Selain itu, warga juga meminta Prabowo untuk terus berpidato ketika ia hendak mengakhiri pidatonya.

"Ini saya sekarang sebagai Menteri Pertahanan, gak boleh kampanye, ga bisa joget, masa Menhan joget," ujar Prabowo menjawab riuh sambutan warga di PPS.

Lebih jauh, Prabowo mengaku hadir pada kesempatan ini sebagai bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Polisi Dalami Dugaan Motif Politik di Balik Teror Relawan Prabowo-Gibran di Sumenep

"Saya sangat bangga, sangat terhormat bisa hadir di sini. Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa Menteri Pertahanan terlibat dengan masalah pertanian," ucap Prabowo. 

"Saya kira bahwa masalah pertanian adalah masalah pangan, pangan adalah masalah hidup dan mati. Ada pangan negara hidup, tidak ada pangan bangsa mati. Tidak ada pangan tidak ada negara, jadi Kementerian Pertahanan mendukung penuh program ini," tambah dia. 

Prabowo menuturkan, semua pihak harus bahu membahu mengamankan bangsa dari kekurangan pangan. Terlebih di tengah cuaca ekstrem yang tidak menentu seperti saat ini.

Negara-negara di dunia juga sekarang membatasi impor produksi-produksi pertanian, demi mengamankan ketahanan pangan negaranya masing-masing.

"Petani, peternak, dan semua, kita harus menjalankan visi mulia mengamankan bangsa dari kekurangan pangan. Kita mau jadi negara makmur, negara kuat," ucap Prabowo. 

"Makanya, saat ada pemimpin yang menjelek-jelekan food estate, bicara inilah itulah, saya khawatir mereka adalah antek-antek asing, yang minta Indonesia selalu lemah, selalu miskin. Itu harus waspada saudara-saudara sekalian," ungkap dia.

"Tetapi (hadir) di sini, saya tambah semangat, tambah percaya diri, Indonesia akan semakin kuat, makin maju, kita hilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia," sebut Prabowo.

Ketika menyingung terkait kepemimpinan, Prabowo menghentikan pidatonya karena takut dikira sedang kampanye.

"Saya harus hati-hati, saya sekarang sebagai menteri pertahanan, jadi gak boleh kampanye. Nanti ada Bawaslu, dimarahin lagi."

"Jadi, jangan deh jangan diterusin lagi soal ini. Karena nanti bisa menjurus ke politik. Saya tegaskan lagi tidak akan bicara politik hari ini."

Ia hanya akan bicara ketahanan, pertahanan, masa depan Indonesia tergantung kepada pertanian, pangan, penyuluh-penyuluh, petani, buruh tani, semua pelaku pertanian. 

Sementara itu, program Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani serta Food Estate Partisipatif Jawa Barat ini digulirkan oleh Pemkab Sumedang, bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com