Salin Artikel

Kang Djuned, Selang Oksigen, dan Pengabdian Tanpa Batas

Dari foto yang beredar, pria kelahiran 24 Juni 1957 ini tampak menghadiri sebuah sidang mahasiswa via daring dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.

Bagaimana sebenarnya cerita di balik foto itu?

Kompas.com berbincang dengan Djuned melalui sambungan telepon. 

Ternyata, foto itu diambil pada Februari 2021 saat dirinya tengah dirawat di ICU salah satu rumah sakit swasta di Bandung karena terjangkit Covid-19 dan komorbid kanker nasofaring.

Djuned kekeh ingin menghadiri sidang S3 mahasiswanya. Dia tak ingin sidang itu ditunda karena akan berdampak mahasiswa itu harus menambah satu semester lagi.

Tentu saja hal itu akan memberatkan mahasiswa tersebut karena dia diharuskan untuk membayar uang kuliah.

Minta izin dokter

Untuk sidang S3 ini, Djuned bertindak sebagai co-promotor.

Persoalannya, promotor utamanya, Prof Zulriska Iskandar sudah meninggal akibat Covid-19.

Bila dia tidak hadir, sidang tidak bisa digelar karena tidak quorum. Padahal waktu sidang sudah mepet dengan pergantian semester.

Djuned menceritakan hal itu ke dokter yang merawatnya. Dia meminta izin kepada dokter tersebut untuk menggunakan ruangan dengan WiFi kencang agar sidang tidak mengalami kendala.

"Dokter diam saja saat itu. Saat dokternya keluar ada yang bilang ICU itu tempat istirahat, bukan tempat untuk kerja. Tapi saya tidak tahu siapa yang bicara," ujar dosen lulusan Psikologi Unpad ini, Jumat (27/8/2021).

Agar diizinkan oleh dokter, Kang Djuned berusaha menjaga kondisi tubuhnya. Ini agar dokter yakin bahwa kondisinya baik.

Keesokan harinya, seorang perawat datang. Dia mengabarkan ruangan yang diminta sudah siap.

"Oh ternyata diizinkan," ucap pria yang pernah bermimpi jadi pemain sepakbola ini.

Djuned kemudian menuju ruangan yang dimaksud dan mengisi kuliah perdana serta sidang mahasiswanya.

Tak lupa perawat yang membantu mendandani Djuned mengambil fotonya.

Foto itu kemudian diunggah di media sosial oleh rekan sesama dosen dan menjadi viral.


Usai menguji sidang, malamnya suster memberi tahu bahwa selang besar yang dikenakannya bisa diganti dengan selang kecil, karena kondisinya sudah membaik. Mendengar itu Kang Djuned lega.

35 tahun mengajar harus dengan hati

Kang Djuned sudah 35 tahun mengajar. Selama mengabdikan diri untuk dunia pendidikan, Djuned selalu menaruh hatinya untuk segala sesuatu yang dilakukan.

Salah satunya saat menghadiri sidang mahasiswa meski kondisinya sedang tak baik.

Djuned menyebut keputusan untuk menghadiri sidang didasari rasa tanggung jawab.

"Saya jadi dosen dari tahun 1986, sekitar 35 tahun. Saya tentunya bekerja dengan hati. Karena kalau pekerjaan tidak menggunakan hati, enggak ada yang benar," ucap dia.

Totalitasnya tidak hanya terlihat saat dirawat. Hingga kini, Djuned tetap bekerja hingga malam hari.

Untuk menjaga kesehatan di usia yang tak lagi muda, Djuned selalu menjalankan protokol kesehatan.

"Saya waktu itu dirawat 11 hari. Terhitung cepat (sembuh) dibanding pasien lainnya saat itu," ucap Djuned. (Penulis Kontributor Bandung, Reni Susanti)

https://bandung.kompas.com/read/2021/08/29/062000778/kang-djuned-selang-oksigen-dan-pengabdian-tanpa-batas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke