CIANJUR, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini membuat hasil tangkapan ikan nelayan di Pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat, merosot drastis.
Sudah satu bulan nelayan mengalami kondisi itu.
Rahmat Efendi (57) seorang nelayan asal Sindangbarang, Cianjur mengatakan, gelombang pasang kerap memaksa nelayan pulang lebih awal dan tidak berani melaut terlalu jauh.
Akibatnya, hasil tangkapan ikan merosot drastis hingga 50 persen dari biasanya.
"Gelombang pasang tak bisa diprediksi. Ketinggiannya pernah melebihi enam meter," kata Rahmat kepada Kompas.com, Minggu (26/12/2021).
Rahmat menyebutkan, nelayan setempat telah menerima informasi tentang peringatan dini ancaman gelombang tinggi dari pejabat berwenang setempat.
“Kita selalu patuh, namun ada faktor kebutuhan yang mendesak sehingga beberapa masih ada yang memaksakan diri, tapi tidak berani jauh,” katanya.
Rahmat berharap, dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini, ada perhatian dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya.
“Semisal ada bantuan atau pinjaman lunak bagi nelayan, sehingga dalam situasi seperti ini masih bisa tetap produktif. Karena biasanya ada yang beralih dulu ke tani, ternak dan buruh bangunan,” ujarnya.
BPBD Cianjur imbau nelayan tak melaut dulu
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Rudi Wibowo mengimbau nelayan supaya tidak melaut untuk sementara waktu karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi.
"Ketinggian gelombang pasang saat ini bisa mencapai hingga enam meter. Sebaiknya jangan dulu karena terlalu berisiko," kata Rudi.
Tidak hanya itu, pihaknya telah menyiapkan jalur-jalur evakuasi bagi warga pesisir jika situasi mengancam keselamatan mereka.
"Laut selatan itu karakternya laut lepas sehingga ombaknya tinggi-tinggi, termasuk juga potensi tsunaminya. Karena garis pantainya kita cukup panjang, 75 kilometer," jelasnya.
Selain jalur evakuasi, pihaknya juga telah memasang alat early warning tsunami (EWS) di empat titik dan sejumlah rambu peringatan.
"Namun, harus ada perbaikan dan perawatan, kita sudah sampaikan ke pusat atau BNPB selaku pihak terkait," katanya.
Rudi mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan ketanggapdaruratan seiring kondisi cuaca ekstrem saat ini.
"Status Cianjur sendiri saat ini siaga bencana hingga Mei 2022 menyusul adanya fenomena La Nina," jelas Rudi.
https://bandung.kompas.com/read/2021/12/26/160109578/gelombang-tinggi-6-meter-tangkapan-nelayan-cianjur-merosot-drastis