Salin Artikel

PR Kawasan Rebana Metropolitan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Jabar, Menurut Ahli

BANDUNG, KOMPAS.com - Perencanaan pengembangan kawasan Metropolitan Rebana memiliki sejumlah tantangan bila kawasan tersebut ingin dijadikan pusat pertumbuhan yang inklusif.

Ketua Tim Riset "Pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana" West Java Economics Society (WJES) Horas Djulius mengatakan, setidaknya Rebana Metropolitan harus selaras dengan pengembangan UKM/IKM setempat.

"Rebana diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar pada masa depan," ujar Horas saat dihubungi Senin (7/2/2022).

Karena itu, dalam rencana pengembangannya, kawasan ini didorong untuk memiliki kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

Namun dari kajian yang dilakukan, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Antara lain terkait kesesuaian Jawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan aktivitas ekonomi lokal serta kualifikasi sumber daya manusia (SDM) di wilayah tersebut.

Karakteristik struktur ekonomi dari 7 kota/kabupaten yang sebagian wilayahnya masuk rebana bercorak pertanian dan perdagangan. Kondisi tersebut telah diduga sebelumnya bahwa corak di kawasan tersebut merupakan pertanian.

“Dari hasil penelitian kami masih ada ketidaksinkronan antara UKM/IKM unggulan di wilayah Metropolitan Rebana dengan industri besar yang diundang masuk ke-13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI). Jadi pekerjaan rumahnyanya besar," beber dia.

Hasil tersebut, lanjut dia, menjadi tantangan tersendiri. Apabila investasi besar di sana membludak, diperlukan upaya untuk memunculkan inklusifitas di kawasan Rebana. Apalagi pemerintah bermaksud hendak mengejar pertumbuhan yang inklusif.

"Ekonomi inklusif kan lawannya ekslusif. Jadi inklusif itu inginnya tuh yang besar tumbuh, yang kecilpun tumbuh. Jadi tujuan penelitian kedua ingin mengetahui apakah entitas bisnis yang kecil di sana itu bisa disandingkan dengan usaha besar," ungkap Horas.

Dari sisi makro, dalam pemanfataan SDM di pengembangan wilayah Metropolitan Rebana masih terdapat ketidakcocokan.

Itu terlihat dari kualifikasi sumber daya manusia yang diharapkan industri besar tidak cocok dengan kualifikasi angkatan kerja yang tersedia.

Ia mencontohkan, di wilayah Subang rata-rata lama sekolah penduduk mencapai 7,2 tahun, di Cirebon 10,3 tahun. Jika melihat angka tersebut, sebagian penduduk tidak lulus SMP dan tidak lulus SMA.

“Bagaimana mereka bisa mengisi peluang employment di sana. Sedangkan yang dibutuhkan setidaknya diploma 1, 2, dan 3 atau SMA. Perlu ada upaya bersama untuk mengurangi gap ini,” katanya.

Hasil kajian juga menunjukkan, kinerja usaha UMKM di wilayah tersebut masih belum optimal. Hal tersebut dikarenakan karakteristik UMKM di wilayah Metropolitan Rebana yang cenderung memiliki kesamaan, yakni mindset kewirausahaan yang masih lemah, manajerial skill dan kompetensi organisasi yang masih terbatas.

Kemudian, standarisasi mutu produk yang belum optimal, terbatasnya adaptasi teknologi informasi dalam proses bisnis; lemahnya permodalan, akses pasar, dan akses perijinan; kemitraan bisnis dalam lingkup pentahelix masih rendah; serta kreativitas, inovasi, dan daya saing yang masih terbatas.

Berdasarkan hasil dari kajian yang dilakukan, Horas mengatakan, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam upaya pengembangan Metropolitan Rebana.

Salah satunya perlu pemahaman bersama dan tindakan afirmatif dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi pusat pertumbuhan ekonomi inklusif melalui konsep local economic development (LED).

Kemudian Perlunya sinergitas pemerintah untuk mempersiapkan SDM lelalui pusat pendidikan formal. Lalu perlunya kebijakan pemerintah daerah menuju sinergitas pengembangan usaha besar dengan UKM/IKM.

"Serta perlu adanya peninjauan ulang rencana pembangunan infrastruktur daerah dalam mendukung Metropolitan Rebana agar ramah dengan pengembangan UKM/IKM setempat,” pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/07/181418178/pr-kawasan-rebana-metropolitan-sebagai-pusat-pertumbuhan-ekonomi-di-jabar

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke