Salin Artikel

Sejarah dan Asal-usul Subang, Kota Nanas yang Sudah Dihuni Manusia sejak Zaman Prasejarah

Kabupaten Subang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Indramayu di timur, Sumedang di Tenggara, Bandung Barat di selatan, serta Purwakarta dan Karawang di barat.

Luas wilayahnya mencapai 2.051,76 kilometer persegi, dan dihuni oleh 1.594.903 jiwa penduduk berdasarkan data tahun 2021.

Meski berdiri tahun 1948, wilayah Kabupaten Subang konon sudah dihuni oleh manusia sejak masa prasejarah.

Sejarah Kabupaten Subang

Bukti sejarah yang menguatkan argumentasi bahwa Subang dihuni sejak masa prasejarah adalah ditemukannya kapak batu bercora megalitikum.

Kapak batu itu ditemukan di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati, dan Dayeuhkolot (Sagalaherang).

Benda-benda itu menunjukkan adanya kelompok masyarakat yang hidup di Subang yang berprofesi sebagai petani dengan pola sangat sederhana.

Tak hanya penemuan benda, dalam periode prasejarah juga berkembang kebudayaa perunggu di Subang yang dapat dilihat di Kampung Enkel, Sagalaherang.

Sementara pada masa Hindu-Budha, Subang menjadi bagian dari 3 kerajaan, yaitu Tarumanegara, Galuh, dan Pajajaran.

Selama masa ini, diperkirakan Subang sudah menjalin kontak perdagangan dengan negeri seberang dengan bukti berupa pecahan keramik asal Tiongkok di Patenggeng (Kalijati).

Sedangkan masa kejayaan Islam, Subang juga menjadi salah satu simpul penyebaran Islam melalui seorang tokoh bernama Wangsa Goparana.

Pada tahun 1771, di Subang sudah diperintah oleh seorang bupati yang memerintah secara turun temurun.

Wilayah Subang kemudin diberikan kepada pihak swasta Eropa pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles dari Inggris. ‘

Keadaan itu terus berlangsung meski kekuasaan Inggris sudah berakhir dan Nusantara dikuasai Hindia Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda kemudian membentuk distrik-distrik yang membawahi onderdistrik di wilayah Subang.

Satu tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya 5 April 1948, terjadi rapat di wilayah Subang yang salah satu hasilnya adalah pembentukan Kabupaten Karawang Timur.

Karawang Timur ini mencakup wilayah Subang dan Purwakarta sekarang.

Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur itu yaitu 5 April 1948 kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Subang.

Asal-usul Nama Subang

Asal-usul nama Subang bersumber dari cerita rakyat yang berkembang dalam beberapa versi.

Salah satu versinya menyebut kata Subang berasal dari nama seorang wanita dalam Babad Siliwangi, yaitu Subanglarang atau Subangkarancang.

Disebutkan bahwa di wilayah Karawang terdapat pesantren yang diasuh oleh Syekh Datuk Quro.
Syekh Datuk Quro ini memiliki santri putri, salah satunya bernama Subanglarang yang merupakan putri Ki Jamajan Jati.

Dalam perjalanannya, Subanglarang kemudian diperunting oleh Raden Pamanahrasa yang bergelar Prabu Siliwangi saat menjadi Raja Pajajaran.

Dari pernikahan ini kemudian lahir dua orang anak yang bernama Raden Walangsungsang dan Ratu Rarasantang.

Ratu Rarasantang ini kelak melahirkan seorang anak yang bernama Syarif Hidayatullah yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Subang Kota Nanas

Kabupaten Subang dikenal dengan julukan sebagai Kota Nanas atau Kota Nanas Madu.

Julukan tersebut berasal dari mayoritas warga Subang yang merupakan petani buah nanas.

Buah nanas yang diproduksi di Subang ini disebut-sebut jauh lebih manis daripada nanas dari daerah lain.

Biasanya, buah nanas banyak dijajakan di pinggiran jalan terutama di Jalan Cagak yang menjadi perimpangan antara Wanayasa - Bandung - Sumedang - Subang.

Sebagai komoditas utama, nanas Subang tidak hanya dijajakan dalam bentuk buah, namun juga olahan lain seperti selai, dodol, hingga keripik.

Sumber:
Subang.go.id
Kemdikbud.go.id

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/12/110241578/sejarah-dan-asal-usul-subang-kota-nanas-yang-sudah-dihuni-manusia-sejak

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke