Salin Artikel

Kebutuhan Tenaga Kerja "Green Jobs" di Indonesia pada 2030 Capai 4,4 Juta

"Data tersebut bersumber dari laporan Global Green Growth Insitute (GGGI)," ujar Component Manager-Formal Education Renewable Energy Skills Development (RESD) Bakhtiyar Salam kepada Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).

Bakhtiyar menjelaskan, Indonesia saat ini tengah mempersiapkan transisi energi menjadi ramah lingkungan. Hal itu seiring dengan penandatanganan Paris Agreement.

Target yang dipasang pemerintah dalam bauran energi terbarukan mencapai 23 persen pada 2025. Sedangkan yang ada sekarang masih di bawah 1 persen.

Itu artinya, untuk mencapai target baruran energi tersebut diperlukan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempuni di bidang EBT.

Untuk mencapai kebutuhan tersebut, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss melalui proyek RESD bekerja sama meluncurkan program Diploma 4 spesialisasi energi terbarukan pada 2022 di 5 politeknik.

Kelima politeknik tersebut yakni Politeknik Negeri Jakarta, PEM Akamigas Cepu, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politeknik Negeri Manado.

Program spesialisasi D4 di sini tepatnya adalah program alih jenjang, di mana lulusan Diploma 3 teknik mengambil program 1 tahun spesialisasi energi terbarukan di semester 7 dan 8.

"Sehingga saat lulus jadi engineer. Yang kami persiapkan adalah dosen dan tenaga pranata laboratoriumnya," tutur Bakhtiyar.

Sekitar 12 dosen dan pekerja laboratorium dikumpulkan di Bandung dan mempelajari seluk beluk EBT pada Fabruari 2022.

Ke depan akan ada pelatihan kembali untuk pelatihan bidang Hydro. Proses asistensi para dosen dan pranata laboratorium pendidikan dilakukan oleh konsersium dari Swiss, University of Applied Sciences dan International Consultant bidang Solar dan Hydro.

Tekan Gap

Salah satu peserta Training of Trainers: Basic Solar PV, I Gede Para Atmaja mengatakan, pelatihan seperti ini sangat penting, terutama untuk dosen-dosen dari Indonesia Timur.

Dosen Politeknik Negeri Manado ini mengungkapkan, gap SDM antara Indonesia barat dan timur sangat terasa. Sedangkan Indonesia Timur memiliki potensi EBT yang sangat besar.

Gap ini membuat kesempatan kerja di Indonesia Timur banyak diisi orang luar. Karenanya dibutuhkan pemerataan keilmuan untuk menyetarakan kemampuan SDM di Indonesia.

Dengan pelatihan ini, ia optimistis bisa mengurangi gap antara Indonesia timur dan barat.

"Saya senang ada di sini mempelajari solar cell. Di kami masih banyak daerah yang gelap karena tidak teraliri listrik. Saya yakin pelatihan ini akan berdampak pada kami di Indonesia Timur," ucapnya.

Data Dewan Energi Nasional mencatat, potensi tenaga surya di Indonesia mencapai 207.898 MW. Provinsi dengan potensi terbanyak ada di Kalimantan Barat sebesar 20.112 MW dan Sumatera Selatan 17.233 MW.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/13/083158278/kebutuhan-tenaga-kerja-green-jobs-di-indonesia-pada-2030-capai-44-juta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke