Salin Artikel

Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Putih, Badan Geologi: karena Uap Air

BANDUNG, KOMPAS.com - Hembusan asap berwarna putih terlihat di kawah ecoma Tangkuban Parahu. Badan geologi menyebut, asap putih itu teramati sejak Sabtu (12/2/2022) siang hingga Minggu (13/2/2022).

Semburan asap putih itu memiliki intensitas tipis hingga kuat, dan tinggi asap mencapai 60-100 meter.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, berdasarkan pengamatan visual pada Sabtu (12/2/2022) pukul 11.43 WIB, teramati hembusan asap berwarna putih dari kawah ecoma dengan intensitas tippis hingga kuat dan tinggi mencapai 100 meter dari dasar kawah.

Kemudian pada Minggu (13/2/2022), asap putih masih keluar dari dasar kawah dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi asap mencapai 20-60 meter dari dasar kawah.

Dari hasi evaluasi, Eko mengatakan bahwa pengamatan visual dan instrumental mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan signifikan.

Eko menjelaskan, hembusan asap putih yang muncul dari Kawah Ecoma diduga akibat adanya dinamika air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang kemudian terpanaskan dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.

Kondisi ini yang kemudian menyebabkan overpressure sementara (transien) dan gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah (rekahan).

"Hembusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas ini didominasi oleh uap air," kata eko melalui keterangannya, Senin (14/02/2022).

Mengacu pada hasil pemantauan visual dan instrumental dan estimasi potensi ancaman bahaya terkini, kata eko, maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal).

Pada level normal ini, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pedangan, wisatawan, dan pendaki, tidak turun ke dasar kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tak berlama-lama berada di dalam kawasan kawah aktif yang ada di komplek gunung tersebut.

"Mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif G. Tangkubanparahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa," ucapnya.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas. Meski begitu, masyarakat diharapkan tetap tenang beraktivitas seperti biasa tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu.

"Tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Tangkubanparahu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/14/154837278/gunung-tangkuban-parahu-semburkan-asap-putih-badan-geologi-karena-uap-air

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke