Salin Artikel

PLTS Terapung Cirata, Calon Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara

KOMPAS.com - Waduk Cirata masih menyandang predikat sebagai pembangkit listrik tenaga air atau PLTA terbesar di Indonesia dan nomor dua se-Asia Tenggara setelah PLTA di Vietnam.

Dibangun antara tahun 1982 hingga 1987, PLTA Cirata membendung Sungai Citarum dan Sungai Cisokan di area seluas total 43.777,6 hektare.

PLTA Cirata menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 1.008 MW dan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa dan Bali.

Kini di tengah usaha pemerintah untuk percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), di PLTA Cirata akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung terbesar se-Asia Tenggara.

PLTS Terapung Cirata Akan Jadi yang Terbesar di Asia Tenggara

PLTS Terapung Cirata yang akan menempati area seluas kurang lebih 200 hektare di atas Waduk Cirata ini akan menjadi PLTS terapung pertama di Indonesia.

PLTS terapung ini digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan juga berpotensi menjadi yang terbesar di dunia.

PLTS Terapung Cirata rencananya akan dibangun dengan kapasitas 145 MW yang dihasilkan dari panel-panel surya yang akan berada di atas Waduk Cirata.

Akan menjadi revolusi pengembangan EBT di dalam negeri, PLTS Terapung Cirata dapat mengimbangi 214.000 ton emisi karbon dioksida.

Keunggulan sistem Floating Photovoltaic (PV) di PLTS Terapung Cirata ini menjadi tren baru di dunia karena memiliki beberapa keunggulan.

Dengan mengoptimalkan pemanfaatan waduk, pembangunan pembangkit listrik ini dapat menghindari penggunaan lahan, melengkapi tenaga air (operasi hybrid), mengurangi penguapan, serta meningkatkan hasil energi hingga 10 persen karena suhu lingkungan yang lebih rendah.

Diharapkan keberadaan PLTS Terapung Cirata nantinya bisa menjadi contoh untuk pengembangan pembangkit EBT di atas waduk di daerah lain.

Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA)

Melansir laman ebtke.esdm.go.id, dimulainya proyek PLTS Terapung Cirata tak lepas dari hasil kerjasama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Nilai total proyek pembangunan PLTS Terapung Cirata disebut mencapai USD 18,8 miliar.

Sementara proyek ini akan dijalankan Konsorsium anak usaha PLN, yaitu PJB (share 51%) dengan perusahaan asal UEA, Masdar (share 49%) dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).

Melansir laman kemlu.go.id, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung 145 MW ini adalah satu di antara 11 kesepakatan bisnis yang dipertukarkan di hadapan Presiden Joko

Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi pada bulan Januari 2020 lalu.

Sementara melansir laman jabarprov.go.id, proyek pembangunan PLTS Terapung Cirata juga telah mencapai kesepakatan financial close pada 2 Agustus 2021 dengan sindikasi tiga bank internasional dengan nilai sekitar USD 140 juta.

Sindikasi tiga bank internasional tersebut adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank.

Ketiganya siap mendanai pembangunan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara yang ditargetkan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada November 2022.

Diharapkan pembangunan PLTS Terapung Cirata ini juga bisa mendukung usaha pemerintah untuk mencapai target bauran energi nasional 23 persen di tahun 2025.

Sumber:
ebtke.esdm.go.id 
jabarprov.go.id 
kemlu.go.id 
money.kompas.com 

https://bandung.kompas.com/read/2022/02/16/181814778/plts-terapung-cirata-calon-pembangkit-ebt-terbesar-di-indonesia-dan-asia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke