Salin Artikel

Dinkes Tasikmalaya: Kasus Covid-19 Aktif Turun, Warga Harus Tetap Waspada

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat merilis data bahwa kasus Covid-19 aktif di wilayahnya menurun sejak dua hari terakhir.

Jumlah penurunan kasus aktif ini dipengaruhi oleh jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh usai terkonfirmasi positif Covid-19.

Sesuai data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya yang dirilis lewat Instagram Diskominfo Tasikmalaya, jumlah kasus aktif Covid-19 pada Kamis (3/3/2022) adalah 2.606 kasus. Sementara pada Jumat (4/3/2022) tercatat ada 2.464 kasus.

"Iya (ada penurunan), jumlah kasus aktif dipengaruhi oleh jumlah kasus pasien yang sembuh juga," jelas Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, kepada Kompas.com, Sabtu (4/3/2022).

Asep terus meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan karena penurunan kasus aktif ini masih dinilai prematur. Pihaknya berharap, kasus Covid-19 aktif terus menurun ke depannya.

"Meski iya ada penurunan (kasus aktif), masyarakat terus diminta waspada dan perketat prokes (protokol kesehatan)," tambahnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya memprediksi puncak gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi Maret 2022 dan kemudian melandai sampai turun kembali.

Penyebaran masif Covid-19 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa pekan terakhir sudah menjadi transmisi lokal di dalam wilayah sendiri.

Semula penyebaran dari klaster perjalanan saja dari warga luar daerah, tapi saat ini sudah menyebar dari rumah ke rumah di lingkungan pemukiman.

"Di Kota Tasikmalaya sudah terjadi transimsi lokal dan penyebarannya lokal secara masif beberapa pekan terakhir. Usai prediksi pusat sekarang turun, Tasik kemungkinan puncaknya Maret," jelas Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada Kompas.com lewat telepon, Sabtu (4/3/2022).

Uus menambahkan, sesuai analisis data internalnya penyebaran gelombang ketiga Covid-19 di Kota Tasikmalaya dengan kota-kota besar terdapat jeda sebulan.

Di wilayah Bandung dan Jakarta mulai terjadi sejak Januari, sedangkan di Kota Tasikmalaya baru terjadi sejak awal Februari 2022.

Meski demikian, pihaknya pun berharap wilayahnya akan terjadi penuruna di luar prediksi awal bersamaan dengan kondisi di kota-kota besar sesuai rilis juru bicara Satgas Covid-19 Nasional.

"Sesuai jubir Nasional sudah turun, Kota Tasikmalaya harapannya sama-sama turun. Mulai terinfeksi satu bulan lebih awal dari kita di kota besar, lonjakan kasus di sini Februari ini. Ini sekarang sudah terjadi puncak di kota besar," tambah Uus.

Meski sempat terjadi lonjakan masif dengan kenaikan kasus aktif per hari ratusan orang, Uus mengklaim Bad Occupancy Rate (BOR) semua rumah sakit di wilayahnya masih aman di kisaran 50 sampai 60 persen.

"BOR masih aman dengan isolasi terpusat untuk gejala ringan di RSUD Dewi Sartika Kawalu dan bergela di beberapa RS besar," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/05/151622978/dinkes-tasikmalaya-kasus-covid-19-aktif-turun-warga-harus-tetap-waspada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke