Salin Artikel

Isak Tangis Iringi Pemakaman Billy, Korban Penembakan KKB di Papua, Keluarga Menyangka Akan Pulang

BANDUNG, KOMPAS.com - Isak tangis mengiringi kepergian Billy Garibali (41) salah satu warga Kabupaten Bandung yang menjadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Rabu (2/3/2022) lalu.

Ratusan orang, baik keluarga dan kerabat mengantarkan Billy ke peristirahatan terakhirnya.

Air mata berderai bukan hanya dari keluarga dan kerabat saja. Warga sekitar pun ikut merasakan duka mendalam.

Satu persatu bergiliran menghantarkan doa, berupaya mengikhlaskan dengan menaburkan bunga di atas nisan Billy.

Foto almarhum yang sejak awal dipeluk pihak keluarga, menambah kesan kehilangan yang mendalam.

Wajar saja, di mata keluarga Billy dikenal ramah, meski jarang berbicara.

Salah satu keluarga dari istri Billy yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Billy merupakan sosok yang pendiam, ia tidak akan banyak bicara bila tak diawali.

"Almarhum terkenal pendiam, dan jarang bicara, kalau lagi kumpul keluarga itu kalau gak di tanya ya jarang ngobrol," katanya ditemui di rumah duka, Kampung Cibuah Desa Panyadap Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Rabu (9/3/2022).

Rasa kehilangan nampak jelas di raut wajah keluarga, bukan hanya karena sosoknya yang ramah.

Namun, Billy juga selalu jadi bahan candaan keluarga, ketika sedang berkumpul, lantaran memiliki postur tubuh yang kecil.

"Jelas kami merasa kehilangan, dia itu suka dibecandain sama keluarga, misalnya kan dia kerja di tower tuh tinggi, tapi badannya kecil, kami suka becandain khawatir terbawa angin, terus yang lain tertawa," ujarnya.

Kabar duka mendarat ke telinga keluarga besar Sabtu, (5/3/2022). Pihak keluarga sempat menduga bahwa Billy tidak menjadi korban, tak aneh masih banyak yang berharap Billy masih selamat.

Mengetahui adanya video rekan Billy yang selamat dan melambaikan tangan ke kamera CCTV, keluarga sempat berharap sosok tersebut adalah Billy.

Namun sayang, Billy menjadi salah satu dari 8 korban tewas akibat penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

"Tahu kabar hari Sabtu dari kakak istri korban, keluarga menyangka masih proses penyerangan, karena semua tahu dari video yang tersebar, kita kira Billy masih selamat. Enggak lama dari kabar yang dikasih tahu, ternyata Billy jadi salah satu di antara 8 korban," katanya.

Sementara Kepala Desa Panyadap Teddy Julian Taufik yang juga masih saudara dari istri Billy mengaku kaget ketika Dida, nama lain dari Billy, menjadi salah satu korban penyerangan KKB.

"Jelas kaget, tapi mau gimana ini merupakan takdir-Nya," kata Teddy ditemui di hari yang sama.

Ia membenarkan, Billy merupakan sosok yang pendiam namun penuh tanggung jawab kepada keluarganya.

"Billy itu adalah sosok yang baik, soleh dan bertanggung jawab terhadap keluarga, ini terlihat dari semangat bekerja," tutur Teddy.

Teddy menyebut, Billy baru berangkat ke Papua selama dua minggu. Sebelumnya, Billy sempat ke daerah yang sama dan menghabiskan waktu berbulan-bulan.

"Kalau yang sekarang itu baru dua minggu, jadi sebelumnya pernah juga sekitar 3 bulanan di sana," jelasnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Billy berjanji akan pulang, Minggu (6/3/2022) kemarin.

"Kontak terakhir itu dengan istrinya dan memang tadinya mau pulang sekitar tanggal 6 atau tanggal 7 lah, tapi takdir berbicara lain," ucapnya.

Jenazah Billy Garibali sampai ke rumah duka hari Rabu dini hari pukul 02.30 WIB. Jerit tangis menyambut peti mati yang diturunkan dari mobil ambulans.

Ratusan orang mengantarkan Billy ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Bojong Kaliki Desa Bojong Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Bak seorang pahlawan, iring-iringan jenazah Billy mengular sepanjang 100 meter. Mulai dari aparat desa sampai aparat kepolisian menghadiri prosesi pemakaman yang mengharukan itu.

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/09/133859378/isak-tangis-iringi-pemakaman-billy-korban-penembakan-kkb-di-papua-keluarga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke