Salin Artikel

Taman Nasional Gunung Halimun Salak: Sejarah, Tiket Masuk, Rute Menuju Lokasi

Lokasinya berada di ujung barat provinsi tersebut, tepatnya di kawasan Gunung Halimun dan Gunung Salak.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 2003.

Kawasan konservasi alam ini seluas 113.357 hektare dan melindungi hutan hujan dataran rendah.

Adapun nama TNGHS sendiri diambil dari nama dua gunung di kawasan ini yaitu Gunung Halimun dan Gunung Salak.

Sejarah Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Sejarah kawasan ini bermula dari ditetapkannya Gunung Halimun sebagai hutan lindung pada tahun 1924.

Hutan Lindung Gunung Halimun saat itu luasnya mencapai 39.941 hektare.

Statusnya kemudian diubah menjadi Cagar Alam Gunung Halimun pada tahun 1935.

Berikutnya pada tahun 1992, cagar alam itu ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Halimun dengan luas 40.000 hektare.

Meski berstatus taman nasional, namun pengelolaan kawasan ini masih “dititipkan” kepada pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Kawasan ini dikelola secara mandiri pada tanggal 23 Maret 1997.

Sedangkan tahun 2003, pemerintah memperluas kawasan ini dengan menambahkan kawasan hutan Gunung Salak.

Sejak perluasan tersebut maka kawasan ini resmi menjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak dengan luas 113.357 hektare.

  • Zona perbukitan hutan dataran rendah di ketinggian 900 - 1.150 meter di atas permukaan laut (mdpl);
  • Zona hutan pegunungan bawah di 1.050 - 1.400 (mdpl)
  • Zona hutan pegunungan atas dengan ketinggian 1.500 mdpl ke atas.

Flora di Taman Nasional Gunung Halimun Salak beragam, yang terdiri dari 500 jenis tumbuhan.

Ratusan tumbuhan itu terdiri dari 266 genera dan 93 suku.

Di taman nasional ini juga ada sekitar 156 jenis anggrek. Meskipun angka ini diduga masih belum final.

Dari segi hewan, fauna di Taman Nasional Gunung Halimun Salak teridir dari mamalia, burung, hingga reptil.

di taman nasional ini terdapat 61 spesies mamalia, seperti Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, Surili, Lutung Budeng, hingga Ajag.

Burung di kawasan ini ada 244 jenis, dimana 27 jenis di antaranya termasuk endemik kawasan.

Tempat wisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak beragam, mulai dari curug atau air terjun, puncak gunung, kawah, hingga candi.

Curug di kawasan ini antara lain Curug Citamanja, Cipumalan, Cihanjawar, Citagkolo, Cibelang, Curug Cidahu Curug Cibeurem, dan sebagainya.

Sedangkan puncak gunung antara lain (Gunung Halimun (1.929 mdpl), Gunung Botol (1.720 mdpl), Gunung Salak I (2.211 mdpl), Gunung Salak II (2.190 mdpl).

Pengunjung juga dapat menikmati suasana di Kawah Ratu yang ada di Gunung Salak.

Di kawasan Kawah Ratu, pengunjung dapat menikmati indahnya terjung, berkemah, hingga pemandangan bekas letusan Gunung Salak.

Di Kawah Ratu juga dapat ditemui vegetasi tumbuhan kawasan ini yang cukup unik.

Kawah Ratu merupakan salah satu Resort (RPTN) yang ada di SPTN Wilayah III Sukabumi, Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Lokasi Kawah Ratu sejatinya adalah kaki Gunung Salak dari sisi lereng selatan Gunung Salak.

Sedangkan secara administratif pemerintahan, lokasi wisata berbatasan dengan Desa Cidahu, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Lokasi wisata ini sangat mudah untuk dicapai baik dengan kendaraan roda dua maupun empat.

Dari arah Bandung, pengunjung dapat menempuh rute sampai kota Sukabumi, dilanjutkan ke arah Bogor sampai perempatan Cidahu, lalu belok kiri lurus sampai ke lokasi wisata Kawah Ratu.

Sedangkan dari arah Jakarta, anda dapat menempuh perjalanan melalui tol Jagorawi sampai di Ciawi.

Lanjutkan jalur arah Sukabumi sampai di perempatan Cidahu, lalu belok kanan dan lurus sampai di lokasi wisata Kawah Ratu.

Tiket masuk kawasan ini dipatok Rp 10.000, belum termasuk biaya parkir. 

Sumber:
Halimunsalak.org

https://bandung.kompas.com/read/2022/03/09/160909378/taman-nasional-gunung-halimun-salak-sejarah-tiket-masuk-rute-menuju-lokasi

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke