Salin Artikel

Cerita Perempuan Karyawan Musiman Ramadhan di Bandung, Berjuang Hidupi Kelurga Lewat Kue Kering

BANDUNG, KOMPAS.com - Lina Karlina (20 tahun) tampak sibuk mencetak adonan kue. Satu per satu loyang berisi kue pun terisi penuh dan siap dibakar.

Di samping Lina terdapat ratusan perempuan lainnya. Mereka adalah karyawan musiman dari pabrik cookies asal Bandung, JnC.

Pabrik yang berada di Jalan Bojong Koneng, Kota Bandung ini memang kerap ramai saat menjelang Ramadhan hingga mendekati Idul Fitri.

Karena itu artinya, produksi kue untuk Ramadhan dan Lebaran tengah tinggi diiringi dengan permintaan pasar yang juga tinggi.

Untuk memenuhi permintaan, pengelola pabrik akan membuka lowongan kerja karyawan musiman. Hanya dalam waktu sekejap, ratusan lowongan kerja pun terisi. 90 persennya diisi perempuan.

"Iya, banyaknya ibu-ibu, warga sini saja," ujar Lina kepada Kompas.com di Bandung, belum lama ini.

Dalam sehari, Lina bekerja 8 jam. Untuk pekerjaannya ia mendapatkan honor Rp 1,5 juta per bulan. Ia pun mendapatkan uang makan setiap harinya.

"Saya tidak tahu yang tahun ini dapat berapa, cuma yang tahun lalu dapat Rp 1,5 juta," beber Lina.

Buatnya besaran honor itu bisa membantu keluarganya. Di luar Ramadhan ia biasanya membantu mengedit suaminya yang berprofesi sebagai fotografer.

Memasuki Ramadhan, suaminya sepi job, hingga mereka harus mencari tambahan. Lina bersyukur di daerahnya tinggal ada pabrik kue yang setiap tahun membuka karyawan musiman.

Hal serupa disampaikan Mariah. Ia sangat terbantu dengan pekerjaan musiman ini. Sebab honornya bisa membantu ekonomi keluarganya.

"Suami kerja serabutan, penghasilannya tak tentu dan kecil," beber Mariah.

Selain karyawan musiman ada pula pekerja tetap di pabrik ini. Seperti Elis Tati (48 tahun). Ia sudah bekerja puluhan tahun, sejak direktur pabriknya masih SD.

Elis bekerja di bagian penimbangan. Biasanya orang yang sudah punya pengalaman yang bekerja di bagian ini. Bila pekerjaan bagiaannya sudah selesai, ia akan membantu di bagian lain.

Ia mengaku bahagia bisa bekerja di sini. Sebagai perempuan yang tidak lulus SD, menurutnya pekerjaan ini pas untuk dirinya.

Apalagi sejak pandemi, suaminya tidak bekerja sehingga ia menjadi tulang punggung keluarga.

"(Gaji saya) Rp 3 juta per bulan, belum sama makan sama yang lain," ucap dia.

Owner JnC Cookies, Jodi Janitra mengatakan, jumlah karyawan musiman di pabriknya mencapai 345 orang yang 90 persennya merupakan perempuan. Baginya ini seperti pemberdayaan perempuan. 

Para perempuan ini, sambung Jodi, sangat luar biasa terutama di masa pandemi. Pagi-pagi mereka memasak untuk keluarganya, kemudian membimbing anaknya PJJ (pembelajaran jarak jauh).

"Setelah itu, masih kerja juga di pabrik. Mereka luar biasa dan banyak di antara mereka yang jadi tulang punggung keluarga," tutur Jodi.

Saat ini, Jodi mengaku belum bisa memberikan upah yang lebih layak. Namun ia berusaha tak ada satu pun karyawan yang di PHK saat pandemi, walau keuangan perusahaan merosot drastis.

Ke depan, honor pegawai menjadi salah satu fokusnya. Itupun menjadi janjinya kepada karyawan untuk bersama-sama bekerja bareng dan mendapatkan penghasilan yang lebih layak.

Tahun ini, ia melihat ekonomi mulai membaik. Penjualan cookiesnya pun ditargetkan naik 20 persen. Ia optimistis bisa meraihnya, salah satunya karena mall sudah dibuka.

"Kami juga bekerjasama dengan beberapa UMKM untuk sama-sama bangkit. Salah satunya dengan Saung Angklung Udjo (SAU)," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/04/03/131552878/cerita-perempuan-karyawan-musiman-ramadhan-di-bandung-berjuang-hidupi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke