Salin Artikel

Santriwati di Sukabumi Hilang Saat Naik Angkot, Sempat Kirim Pesan Minta Tolong ke Guru

Saat itu hendak kembali ke pondok pesantren. Elsa adalah warga Kampung Nyalindung, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.

Elsa adalah anak pertama dari dua bersudara dari pasangan suami istri Junaedi (38) dan Ati (39)

Sang ibu, Ati bercerita di hari kejadian, Elsa diantarkan sang paman ke pangkalan ojek jalan Sukalarang.

"Kemarin itu Elsa pulang dulu ngambil barang dan perlengkapan, Minggu nginep, pagi Senin berangkat, membawa baju, makanan biasa kan kalau santri," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id pada Rabu (25/5/2022).

Eti mengira anaknya sudah sampai di pondok. Namun ternyata anaknya sempat meneleponnya tapi tak terangkat.

Senin pagi ia mendapatkan kabar jika Elsa belum sampai di pondok.

"Esa (Elsa) sempat miscall, tapi enggak keangkat. Ada lah jam 07.30 WIB mah. Ke ibu guru juga nge-WA. ‘Bu esa tulungan, sieun.’ ‘Sok Esa dimana, Esa jejeritan weh (Bu Esa tolongin, takut. Itu Esa dimana, Esa teriak aja). Sudah itu enggak ada lagi kabar," jelasnya.

Selama tiga hari sejak naik angkot, Elsa tak diketahui keberadaannya dan nomor ponselnya tak bisa dihubungi.

"Khawatir anak saya dibawa orang tak dikenal dan dibawa jauh. Dari jam 08.25 WIB enggak ada kontak-kontak lagi no hpnya gak bisa dihubungi sampai sekarang," kata dia

"Ya harapannya semoga kembali ke rumah dalam keadaan sehat wal’afiat. Di rumah enggak ada masalah," harapnya.

Hal senada juga diceritakan Junaedi. Ia bercerita anaknya berangkat ke pondok sekitar pukul 06.42 WIB.

"Awalnya anak saya berangkat dari rumah tujuan berangkat ke Pondok Pesantren dan sekolahnya sekitar pukul 06.42 WIB," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Rabu (25/5/2022).

Saat berangkat, kata Junaedi, Elsa diantar ke jalan utama Sukalarang oleh pamannya, rencana dengan naik angkot ke daerah Ciburial Sukaralang tempat mondoknya.

"Esa diantar sampai pangkalan ojek sama uwanya. Lalu naik angkot dan berangkat," tuturnya.

Saat di tengah perjalan ia naik angkot menuju pondoknya. Tiba-tiba Elsa memberi kabar kepada temannya melalui wathsapp untuk meminta tolong dan kondisi ketakutan.

"Di angkotnya mungkin dia sempat WhatsApp temennya, mengatakan angkot yang ditumpangi anak saya tidak berhenti saat di suruh berhenti (stop-stop). Tolong angkotnya ga mau berhenti," jelas Junaedi.

Angkot yang ditumpangi Elsa merupakan jurusan Gekbrong Terminal Sukaraja Kabupaten Sukabumi berwarna biru muda.

"Angkot ke arah Sukaraja dari Gekbrong tujuannya pesantren di Ciburial. Dia mondok sekaligus sekolah," sambungnya.

Semenjak ada kabar tersebut, nomor ponsel milik Elsa sudah tidak bisa dihubungi.

"Dia kan bawa HP. Nah sampai sekarang Chattingan putus dan nggak aktif," ungkapnya.

Terkait dengan hilangnya Elsa, pihak keluarga sudah melapor ke Polsek Sukalarang Resort Sukabumi Kota.

"Sudah tadi sore lapor. Terkait identitas terakhir percakapan kami sampaikan," pungkasnya.

Apabila yang ada melihat Elsa Julianti dengan ciri-ciri menggunakan kerudung hitam, baju hitam dan memakai rok hitam hubungi nomor +62 812-8386-3731 atas nama orangtuanya Junaedi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Angkot yang Dinaikinya Tak Mau Berhenti, Elsa Kini Sudah 3 Hari Hilang, Sempat Minta Tolong Lewat WA

https://bandung.kompas.com/read/2022/05/26/125700478/santriwati-di-sukabumi-hilang-saat-naik-angkot-sempat-kirim-pesan-minta

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke