Salin Artikel

Kasus PMK Kabupaten Bandung Capai 1.267 Ekor, Pemda Geser Anggaran untuk Menanganinya

BANDUNG, KOMPAS.com - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda hewan ternak berkaki empat di Kabupaten Bandung mencapai 1.276 ekor.

Kepala Dinas Pertanian Tisna Umaran mengatakan, hewan ternak yang positif PMK terdiri dari 1.050 ekor sapi perah, 212 ekor sapi potong, 11 ekor domba, dan 3 ekor kerbau.

Berdasarkan teori, sambung dia, penyebaran PMK sangat cepat. Bahkan, satu titik terkena PMK, radius 10 km harus diwaspadai.

"Karena tingkat penyebarannya yang cepat, bisa karena manusia yang keluar masuk, dan angin. Jadi kalau satu titik terkena radius 10 kilo itu harus siaga," katanya dihubungi Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Menghadapi kondisi tersebut, pihaknya telah menerima arahan dari Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Yakni dukungan pengadaan vaksin, antibiotik, vitamin, disinfektan, dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti jarum.

"Sementara PMK ini perlakuannya seperti Covid-19," ujarnya. 

Selain itu, guna mempercepat proses antisipasi. Pihaknya menyebut ada pergeseran anggaran terkait penanganan PMK.

"Jadi kata Pak Bupati akan menentukan dukungan anggaran, dan jenis keperluannya apa," jelasnya.

Saat ini, sambung dia, jika hewan yang terindikasi PMK berjumlah 1.300 ekor maka pemerintah pusat harus turun langsung menangani.

Informasi yang didapatnya, pemerintah pusat sedang mengupayakan vaksin impor dari Jerman atau membuat sendiri.

"Kita belum tahu, dapat vaksin itu berapa dan kapan, kita masih terus masih minta ke pusat melalui Provinsi," kata Tisna.

Tisna menyampaikan, saat ini yang dibutuhkan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung yakni antibiotik.

Pasalnya, jika hewan ternak tidak segera diberikan antibiotik, khawatir PMK akan menyerang anak-anak sapi, domba, dan kerbau.

"Kalau dibiarkan akan parah bisa mengakibatkan kematian apa lagi anak-anak sapi, itu sangat riskan. Saya sudah sampaikan yang paling dibutuhkan itu antibiotik," ungkapnya.

Penggunaan antibiotik pada hewan ternak, sambung dia, tidak bisa disamakan. Tergantung tingkat sakit yang dialami.

"Antibiotik itu tidak sekali diaplikasikannya tergantung tingkat sakitnya, bisa tiga sampai 5 kali dengan jarak 1 minggu. Disuntik ke otot paha belakang," beber dia.

Hingga kini, pihaknya masih menghitung berapa banyak dosis yang digunakan bila antibiotik sudah tersedia.

"Kebutuhan masih ngitung, dosisnya berapa itu tergantung antibiotiknya, yang bagus itu dari Jerman itu bagaimana mekanisme impornya, kita lagi konsultasi dengan pusat," jelas Tisna

Tak sampai di situ, antisipasi di tiap wilayah sudah mulai diberlakukan. Pihaknya menyebut telah menyediakan 30 paramedis beserta dokter, 30 PUPT, 130 penyuluh.

Para penyuluh tersebut sedang melakukan kursus terkait penanganan hewan sakit dan gejala awal.

"Kita sebar ke tiap wilayah, karena saat ini PMK sudah menyebar ke Kecamatan Cikancung, Pacet, Kertasari, Pangalengan, Ciwidey, Pasir Jambu, Cilengkrang, Cileunyi, Margaasih," tuturnya.

Saat ini pihaknya menolak kedatangan hewan ternak dari berbagai daerah guna memperkecil penularan PMK.

"Ke saya banyak yang datang minta rekomendasi memasukan sapi dari Jawa timur, Jawa tengah, sementara saya tolak," tutur dia.

Tisna menuturkan biaya untuk penanganan PMK di wilayah Kabupaten Bandung mencapai Rp 8-10 miliar.

Anggaran tersebut sudah sesuai SOP, yakni penanganannya di lapangan seperti isolasi, disinfektan dan pengobatan.

Selain itu, proses isolasi nantinya akan di sediakan kandang yang bersih dan higenis, dengan radius jauh dari titik awal penyebaran.

"Ada kandang khusus sehingga pemberian makannya bisa lebih intensif, ada beberapa ramuan ada yang pakai madu, air kelapa, pakai telor," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/02/181026678/kasus-pmk-kabupaten-bandung-capai-1267-ekor-pemda-geser-anggaran-untuk

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke