NEWS
Salin Artikel

Pantang Menyerah Sembuhkan Sapi PMK, Peternak Gandeng Komunitas Produksi Ekoenzim

Mereka tidak putus asa melawan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi-sapinya.

Segala daya dan upaya dilakukan untuk memulihkan kembali sapi-sapi yang tengah terpapar.

Kompas.com mencatat, aktivitas penanganan dengan menyuntikan antibiotik, vitamin, dan anti demam sudah dilakukan sejak akhir Mei lalu.

Sebagian peternak, bahkan membeli obat-obatan secara mandiri untuk mempercepat proses penyembuhan.

Kali ini, Dinas Perikanan dan Peternak (DPP) Kabupaten Kuningan, sejumlah peternak sapi perah, serta Komunitas Eco-Enzym, berkerja sama.

Mereka bersama-sama memproduksi cairan herbal yang dinilai dapat mempercepat penyembuhan luka mulut dan kuku yang menyerang ribuan sapi. Cairan itu disebut ekoenzim.

Kompas.com menyaksikan pembuatan ekoenzim yang dilakukan bersama-sama di Kantor DPP, Selasa (21/6/2022) Petang.

Ketua Komunitas Ecoenzym Kuningan Ghina Dendie menjelaskan, pembuatan cairan ini seluruhnya menggunakan sampah organik, yakni kulit buah dan juga sayuran.

Bahan-bahan organik itu dimasukan ke dalam drum yang sudah terisi air dan gula merah.

Kemudian, campuran itu didiamkan dalam jangka waktu tertentu, dan baru dapat dipakai.

Peternak itu menyemprotkan ke mulut dan kuku sapi yang luka. Ghina mendapat laporan  setelah satu pekan penyemprotan, luka di mulut dan kaki sapi berangsur pulih.

“Testimoni para peternak yang kami terima, bahwa cairan ekoenzim mempercepat pemulihan luka mulut dan kaki. Setelah luka di mulut sembuh, sapi mulai nafsu makan. Dan setelah itu, berangsur pulih dan kuat lagi karena makannya mulai banyak,” kata Ghina berdasarkan laporan peternak yang telah menggunakan ekoezim.

Ghina menyebut, pembuatan dan pemberian cairan ekoenzim kepada para peternak merupakan sukarelawan.

Komunitas Ecoenzym merasa prihatin terhadap penyebaran PMK yang kian meluas ke berbagai daerah dan menjangkiti ribuan sapi.

Hingga Selasa (21/6/2022), sekitar 500 liter cairan ekoenzim sudah didistribusikan secara bertahap kepada para peternak.

“Motivasi kami adalah prihatin dan peduli. Kami sukarelawan. Kami merasa terpanggil dan berusaha berkontribusi untuk teman-teman peternak satu daerah Kuningan. Dan Alhamdulillah, setelah terlihat hasilnya, peternak dan bahkan dinas, ramai-ramai membuat cairan ekoenzim,” tambah Ghina.

Iding Karnadi, peternak sapi perah, yang juga menjabat Ketua Koperasi Serba Usaha Karya Nugraha Jaya Cigugur (KSU KNJ) Kuningan menyampaikan, awal pekan bulan Juli, Iding sudah rutin menyemprotkan cairan Ekoenzim ke mulut dan kuku sapinya.

Beberapa hari lalu, Iding kembali meninjau sapi-sapinya mulai nafsu makan. Luka di mulut dan kakinya juga pulih.

“Alhamdulillah ekoenzim membantu memulihkan luka di mulut dan kuku. Yang tadinya sapi tidak mau makan, dengan disemprot ekoenzim sekitar mulutnya, tiga hari sudah mulai makan. Luka di kaki juga antara lima-enam hari mulai kering. Kecuali di kuku, sapi perah sering kena air, jadi agak lama,” kata Iding kepada Kompas.com di lokasi yang sama.

Ekoenzim, kata Iding, jadi obat alternatif. Ini lebih baik, karena ekoenzim organik, ramah lingkungan, dan lebih aman terhadap jaringan sel mulut dan kaki sapi.

Dia menyemprotkan ini kepada seluruh sapi yang berada di kandangnya sekitar 35 ekor.

“Total di kandang ada 35 ekor sapi yang kena PMK, dan yang sembuh sekitar 30-an. Karena ada yang diafkir, dan ada juga korban (mati) itu sapi yang masih anak, pedet. Kena virus PMK sangat bahaya dan rentan,” tambah Iding.

Bantuan dana belanja tidak terduga (BTT), yang sudah diajukan, juga belum realisasi.

Penggunaan ekoenzim yang dirasakan manfaat oleh peternak, menjadi salah satu solusi alternatif.

“Dengan segala daya dan upaya, kami ingin membantu para peternak yang sapi-sapinya terjangkit PMK. Penanganan dengan pemberian obat-obatan sudah dilakukan sejak PMK terdeteksi di Kuningan. Hari ini kami bersama komunitas EcoEnzym berjuang untuk menangani PMK yang kian merebak,” kata Dadi.

Dadi menyebut, berbagai upaya kerjasama itu perlahan membuahkan hasil. 700 ekor dari total 2.498 ekor sapi yang terpapar PMK, dinyatakan pulih, 128 ekor potong paksa, dan 88 ekor mati.

Indikatornya luka di mulut dan kuku sembuh. Nafsu makan sapi yang sebelumnya hilang juga perlahan sembuh.

Dadi berharap massif nya penyebaran PMK di Kabupaten Kuningan, diiringi dengan cepatnya tingkat kesembuhan sapi-sapi.

https://bandung.kompas.com/read/2022/06/22/205513078/pantang-menyerah-sembuhkan-sapi-pmk-peternak-gandeng-komunitas-produksi

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Regional
Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Regional
Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Regional
Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Danny Pomanto Bersama Brigjen TNI Amir Kasman Lepas Peserta City Parade MNEK 2023

Regional
Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Kang Emil Dorong Lembaga Penyiaran di Jabar Adaptif Terhadap Disrupsi Digital

Regional
Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Tangsel Raih Dua Penghargaan di BKN Award, Walkot Benyamin Minta ASN Tidak Berpuas Diri

Regional
Ada Matahari di Agats

Ada Matahari di Agats

Regional
Multilateral Naval Exercise Komodo 2023 Digelar di Makassar, Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah

Multilateral Naval Exercise Komodo 2023 Digelar di Makassar, Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah

Regional
Pemkot Tangerang Siap Kawal Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di SDN Poris Pelawad 4 dan 6

Pemkot Tangerang Siap Kawal Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di SDN Poris Pelawad 4 dan 6

Regional
Meriahkan Gelaran 4th MNEK 2023, Dekranasda Sulsel Pamerkan Produk-produk Kerajinan Lokal

Meriahkan Gelaran 4th MNEK 2023, Dekranasda Sulsel Pamerkan Produk-produk Kerajinan Lokal

Regional
Capaian Gemilang Pemprov Sumsel Selama 2022, Aset Naik 5,82 Persen hingga Utang Turun 9,03 Persen

Capaian Gemilang Pemprov Sumsel Selama 2022, Aset Naik 5,82 Persen hingga Utang Turun 9,03 Persen

Regional
Di Bawah Kepemimpinan Herman Deru, IPM Sumsel Meningkat Pesat Jadi 70,90 pada 2022

Di Bawah Kepemimpinan Herman Deru, IPM Sumsel Meningkat Pesat Jadi 70,90 pada 2022

Regional
Harsiarda 2023, Pemprov Jabar Berharap Masyarakat Bisa Nikmati Siaran Televisi Digital

Harsiarda 2023, Pemprov Jabar Berharap Masyarakat Bisa Nikmati Siaran Televisi Digital

Regional
Kang Emil Apresiasi 2 Pahlawan Lingkungan Jabar Peraih Kalpataru 2023

Kang Emil Apresiasi 2 Pahlawan Lingkungan Jabar Peraih Kalpataru 2023

Regional
12 Siswi di Wonogiri Dicabuli, Bupati Jekek Usulkan Pemerintah Pusat Buat Kurikulum Pendidikan Seks

12 Siswi di Wonogiri Dicabuli, Bupati Jekek Usulkan Pemerintah Pusat Buat Kurikulum Pendidikan Seks

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke