Salin Artikel

Petani Buncis Kenya Asal Bandung, Berjuang Seorang Diri Tembus Pasar Singapura

Gugun Gunawan (40) seorang petani mengatakan, hal paling kecil yang tidak diperhatikan Pemerintah yaitu soal stabilitas harga.

Padahal, hasil buminya, sudah menembus pasar luar negeri yakni Singapura.

"Saya minta bisa distabilkan harganya, petani itu sudah panas, hujan, di kala harga murahnya enggak ada tuh tindak lanjut," katanya ditemui Kompas.com, Minggu (3/7/2022).

Bentuk perhatian, kata dia, hanya mengarah kepada petani yang memiliki modal tinggi dan sudah berkecukupan dalam hal biaya produksi.

"Saya minta diperhatikanlah petani-petani yang kecil. Jangan sampai, mohon maaf ada balai yang hanya mengurusi petani yang sudah besar dan mandiri," ujarnya.

Kendati demikian, menurutnya, petani di tingkat bawah sudah teruji lebih mandiri, mulai dari proses penanaman hingga panen.

Sebagai petani yang bergerak secara mandiri, Gugun malah menganggap program pemerintah menyangkut pertanian hanya penghamburan anggaran dan cenderung seremonial belaka.

"Jadi program pemerintah itu cuma sebatas seremonial saja, program-program saja, yang kemudian tindak lanjutnya enggak ada," ungkapnya

Ia mengaku, sejak pertama terjun jadi petani buncis kenya, pemerintah hanya mengenalkan soal program penyuluhan saja.

Hal yang lainnya, hanya berbentuk edukasi yang sejatinya petani lapangan lebih tahu cara bercocok tanam.

"Jadi seperti saya, cari pasar sendiri, buka jaringan, cari sana-sini, alhamdulilah akhirnya bisa mandiri," beber dia.

Kalau pun,ada sampai proses pemasaran, kata Gugun, sistem yang diterapkan yakni per grade.

"Kalau pun ada ya sistemnya grade, grade 1, 2 dan 3, itu rata-rata petani enggak setuju dengan pola itu, karena ada sebagian yang enggak kejual," terang dia.

Diakuinya, proses untuk menembus pasar Singapura merupakan jerih payahnya sendiri.

"Tak ada peran Pemerintah di sana, semuanya saya sendiri, saya yang bangun pasar, bikin mekanisme, membuka jaringan, alhamdulilah tembus tuh ke Singapura," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/04/051835978/petani-buncis-kenya-asal-bandung-berjuang-seorang-diri-tembus-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke