Salin Artikel

[POPULER JAWA BARAT] 46 Calon Haji Furoda Asal Indonesia Didepotasi | Curhat Petani Buncis

KOMPAS.com - Sebanyak 46 warga negara Indonesia (WNI) calon haji furoda atau orang yang berhaji lewat kuota undangan Raja Arab Saudi, dideportasi dari Tanah Suci karena masalah visa.

Puluhan calon haji itu memakai jasa dari perusahaan bernama PT Alfatih Indonesia Travel yang ternyata tidak terdaftar sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Berita lainnya, petani buncis kenya di Desa Panjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jabar, mengeluhkan tidak adanya perhatian pemerintah untuk perkembangan pertanian sayuran.

Salah satu yang mengeluh soal minimnya perhatian pemerintah adalah Gugun Gunawan (40). Padahal, hasil pertanian Gugun sudah menembus pasar luar negeri yakni Singapura.

Berikut berita-berita yang populer di Jawa Barat (Jabar) pada Senin (4/7/2022).

PT Alfatih Indonesia Travel, perusahaan yang memberangkatkan 46 WNI calon haji furoda, ternyata tidak terdaftar sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Jabar Ahmad Handiman Romdony.

"Setelah kami telusuri di data kami, Alfatih ini belum terdaftar sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, jadi ini tidak terdaftar di Kementerian Agama," ujarnya, Senin.

Ahmad mengatakan, 46 WNI itu dipulangkan setelah sebelumnya menumpang pesawat Garuda Indonesia dan tiba di Jeddah pada Kamis (30/6/2022) pukul 23.20 waktu Arab Saudi.

Untuk diketahui haji furoda adalah orang yang berhaji lewat kuota undangan Raja Arab Saudi.

Baca selengkapnya: PT Alfatih Indonesia Travel Tak Terdaftar Sebagai PIHK, Kemenag Jabar Minta Korban Lapor Polisi

Gugun Gunawan, seorang petani buncis kenya di Kabupaten Bandung, mengeluhkan soal minimnya perhatian pemerintah.

Ia menuturkan, salah satu hal yang tidak diperhatikan pemerintah yakni soal stabilitas harga.

"Saya minta bisa distabilkan harganya, petani itu sudah panas, hujan, di kala harga murahnya enggak ada tuh tindak lanjut," ucapnya, Minggu (3/7/2022).

Padahal, hasil pertanian Gugun sudah menembus pasar Singapura.

"Jadi seperti saya, cari pasar sendiri, buka jaringan, cari sana-sini, alhamdulilah akhirnya bisa mandiri," ungkapnya.

Baca selengkapnya: Petani Buncis Kenya Asal Bandung, Berjuang Seorang Diri Tembus Pasar Singapura

Sopir angkot di Kabupaten Bandung Barat, Ruhiyat Mujiban (49), berkeluh kesah soal pemakaian aplikasi MyPertamina untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan solar bersubsidi.

Menurut sopir angkot jurusan Soreang-Leuwi Panjang tersebut, kebijakan itu tidak berpihak pada pengemudi angkutan umum.

Salah satu imbas yang ia soroti akibat penggunaan MyPertamina adalah membuat antrean panjang di SPBU. Bagi sopir angkot, antrean panjang di SPBU merugikan.

"Kita kan hitungannya per-rit, itu bolak-balik dari garasi ke titik akhir harus selesai dalam beberapa jam. Dengan ngantre kaya gitu kan udah kepotong (jamnya), kebayang kalau nanti sudah pakai aplikasi itu," tuturnya.

Dia pun berpandangan bahwa adanya kebijakan itu seperti berniat meniadakan angkutan umum secara perlahan.

Baca selengkapnya: Sopir Angkot di Kabupaten Bandung Keluhkan MyPertamina: Seperti Ingin Meniadakan Angkutan Umum

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani; Kontributor Bandung, M. Elgana Mubarokah | Editor: Gloria Setyvani Putri, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://bandung.kompas.com/read/2022/07/05/053000878/-populer-jawa-barat-46-calon-haji-furoda-asal-indonesia-didepotasi-curhat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke