Salin Artikel

Sudah 3 Bulan Warga Kampung di Bandung Barat Diselimuti Abu Hitam, Diduga Limbah Batu Bara

Abu hitam pekat tersebut turun dari langit dan menyelimuti permukiman warga di satu kampung, sedikitnya warga di 2 RT dalam kampung itu yang mengeluhkan hujan abu sejak tiga bulan lalu.

Setelah ditelusuri, abu hitam yang menghujani permukiman warga itu berasal dari cerobong asap sebuah pabrik hasil dari aktivitas peleburan logam.

Diduga, abu hitam itu merupakan limbah dari sisa pembakaran batu bara atau fly ash and bottom ash (FABA) yang beterbangan melalui cerobong asap saat aktivitas produksi peleburan logam.

Dedeh Hartati (53), warga setempat yang rumahnya hanya berjarak sekitar 10 meter dari cerobong asap pabrik tersebut merasakan betul polusi udara berupa abu batu bara itu.

Menurut Dedeh, polusi udara ini sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.

Warga bahkan sudah bolak-balik melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat.

"(Fenomena) hujan abu ini terjadi kira-kira sejak bulan puasa atau sekitar habis lebaran," ungkap Dedeh.

Polusi udara yang paling terasa menurutnya terjadi mulai dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore, cerobong asap itu menyemburkan abu batu bara itu per 2 jam sekali.

"Dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore, rumah saya seperti kandang kerbau diasap. Asap hitam itu yang tebalnya terrasa per dua jam sekali," ujar Rina.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH KBB Idad Saadudin mengatakan, belum ada kepastian hujan abu yang sering terjadi di Kampung Cibingbin merupakan FABA.

Pasalnya, sampel abu itu perlu diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan itu disebut Idad akan memakan waktu lama.

Namun, dia mengatakan, pabrik tersebut sudah masuk dalam daftar perusahaan yang bermasalah.

"Pabrik (peleburan logam) itu memang bermasalah sudah sejak lama. Saat ini sedang dalam pembinaan DLH," sebut Idad.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/10/143932878/sudah-3-bulan-warga-kampung-di-bandung-barat-diselimuti-abu-hitam-diduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke