Salin Artikel

3 Bulan Hidup dengan Polusi Batu Bara, Warga Bandung Barat Alami Sesak Napas hingga Mata Perih

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Dampak polusi udara di Kampung Cibingbin, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini benar-benar terasa oleh warga.

Mereka merasakan gangguan kesehatan yang beragam, mulai dari sesak napas sampai penyakit kulit akibat polusi. Diduga debu batu bara dari aktivitas industri peleburan logam.

Debu batu bara itu menyembur dari cerobong asap sebuah pabrik dan menyelimuti permukiman warga di Kampung Cibingbin RT 3 dan 6, RW 4.

Rina Santika (36), warga setempat, merasakan betul dampak negatif polusi setelah 3 bulan hidup diselimuti debu batu bara.

Keluarganya yang tinggal dalam satu rumah mengalami gangguan kesehatan, paling tidak Rina harus memeriksakan kesehatan anggota keluarganya satu bulan sekali.

"Saya di rumah berlima, setiap bulan satu kali pasti ke dokter karena ada keluhan, batuk, pilek, dan gangguan pencernaan," kata Rina saat ditemui di Kampung Cibingbin, Rabu (10/9/2022).

Hasil pemeriksaan kesehatan, beberapa gangguan kesehatan yang dialami keluarganya itu berangkat dari polusi udara yang mereka alami.

Fenomena itu tentu bikin geram warga di sekitar pabrik. Bagaimana tidak, jauh sebelum ada pabrik peleburan logam di Kampung Cibingbin warga hidup damai tanpa ada gangguan kesehatan.

"Setelah terdampak hujan abu batu bara itu, sekarang keluarga saya harus banyak minum vitamin, dan harus banyak minum air putih, kata dokter gitu saja. Padahal, sebelumnya tidak pernah seperti ini," ujar Rina.

Kondisi serupa juga dirasakan oleh warga lainnya, Dedeh Hartati (53). Ia mengaku cukup kesal dengan kondisi 3 bulan terakhir.

Polusi udara ini menurutnya cukup mengganggu aktivitas masyarakat, terlebih gangguan kesehatan seperti sesak napas kerap dirasakan.

"Dampaknya selain ke pakaian yang dijemur jadi hitam, ke pernapasan juga jadi sesak dan mata juga perih. Saya kasihan kepada anak-anak, kalau terus begini," tutur Dedeh.

Ketua RW 04, Agus Mulyana menyebutkan, sedikitnya sebanyak 70 kepala keluarga (KK) yang berada di dua RT terdampak debu abu batu bara yang menyembur dari cerobong asap pabrik tersebut.

"Warga yang paling banyak terdampak itu, warga yang rumahnya dekat dengan pabrik. Saya sudah sampaikan ke pihak pabrik dan mereka janji akan memperbaiki tapi perbaikannya belum maksimal," sebut Agus.

Agus juga membenarkan bahwa warganya sering mengeluhkan gangguan kesehatan akibat polusi udara tersebut. Namun, Agus belum mendata secara pasti mengenai jumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan.

"Memang sudah ada (warga yang sesak napas), terutama warga yang rumahnya paling dekat dengan pabrik. Kalau untuk jumlahnya saya kurang tahu," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/10/170107678/3-bulan-hidup-dengan-polusi-batu-bara-warga-bandung-barat-alami-sesak-napas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke