Salin Artikel

Tanjakan Terjal di Selatan Jawa Jadi Daya Tarik Cycling De Jabar 2022

Mereka akan melintasi jalan sejauh 367 kilometer dalam acara bertajuk Cycling De Jabar 2022.

Perjalanan dimulai dari pantai di Geopark Ciletuh, Sukabumi, pada Sabtu pagi dan berakhir di Alun-alun Paamprokan, Pangandaran, pada Minggu sore.

Race Director Cycling De Jabar 2022 Andi Sadruddin Rohadian mengatakan, acara ini sebenarnya bersifat touring.

Namun, adanya tanjakan yang dianggap cukup menantang maka diadakan tantangan untuk peserta.

Menurut Rohadian, tanjakan yang dijajal peserta pada etape pertama memang sudah dikenal sebagai jalur ekstrem di kalangan pesepeda.

"Gradiennya sampai 35 persen," kata Rohadian saat diwawancarai di Ciletuh, Sukabumi, Jumat (26/8/2022).

Sebagai gambaran, Rohadian menyatakan, ada lima skala tanjakan dalam balapan sepeda, dari 1 sampai 4 dan hors.

Tanjakan yang dilalui peserta Cycling De Jabar disebut masuk dalam skala 3 sampai 4.

Untuk tanjakan skala hors disebutnya ada di etape Alpen yang biasa dilalui peserta Tour de France.

Kendati demikian, atlet yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah dianggap bisa melalui rute menanjak ini tanpa kendala berarti.

Jalur tersebut akan menjadi tantangan berat bagi pesepeda hobi yang ikut dalam acara ini.

Karena itu, pesepeda non-atlet yang ingin ikut dalam acara ini diharapkan sudah terbiasa menggowes hingga 100 kilometer dalam sehari.

Namun, Rohadian menyatakan sudah menyiapkan sedikitnya tiga ambulans yang dilengkapi dengan tim medis sebagai antisipasi.

Jadi ajang peningkatan kemampuan atlet

Rute menantang dalam Cycling de Jabar 2022 ternyata punya daya tarik tersendiri bagi para atlet sepeda.

Jalur yang dilalui dianggap bisa jadi ajang peningkatan kemampuan.

Seperti yang diungkapkan Faris (16) atlet dari Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Bandung.

Siswa kelas XI SMA Pasundan 2 ini sebelumnya sudah cukup sering melalui jalur menanjak, tapi belum dengan tingkat kemiringan hingga 35 derajat.

"Biasanya di Kawah Tangkuban Parahu, gradiennya dari 17 sampai 20 derajat," kata Faris.

Sedangkan bagi pesepeda hobi seperti Andri (39), dalam upaya menaklukkan jalur menanjak dalam Cycling De Jabar malah jadi daya tarik tersendiri.

Dia sampai melakukan serangkaian latihan rutin untuk menaklukan rute ekstrem tersebut.

Anggota klub sepeda asal Purwakarta ini melakukan latihan mandiri dengan bersepeda di dalam dan luar ruangan.

Hal senada juga disampaikan Indra (39) yang juga berasal dari Purwakarta.

Dia berharap pengalaman rutin bersepeda sejak 2018 cukup untuk menyelesaikan etape pertama kurang dari sembilan jam.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/27/073938678/tanjakan-terjal-di-selatan-jawa-jadi-daya-tarik-cycling-de-jabar-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke