Salin Artikel

Puluhan Tahun Berdiri, Kondisi TMP Kondang Majalaya Bandung Mengkhawatirkan

BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah puluhan tahun, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kondang di Kampung Kondang RT 06 RW 10 Blok B, Desa Majalaya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berdiri.

Sebuah pusara, menjadi saksi bisu bagaimana pelbagai peristiwa terjadi di Majalaya. Mulai dari perang kemerdekaan hingga peperangan melawan DI/TII.

Tak terhitung, berapa raga yang bersemayam di tanah yang hanya memliki luas 16x20 meter persegi itu.

Setelah kenyang merekam ribuan peristiwa, kini kondisi TMP Kondang sangat mengkhawatirkan.

Pantauan Kompas.com, benteng yang mengitari seluruh makam sebagian sudah runtuh. Tembok depan TMP sudah rapuh, catnya pun sudah luntur di makan waktu.

Kayu yang dibuat seperti pagar, dipasang di setiap lubang reruntuhan TMP Kondang, sebagai penghalang agar tak sembarang orang bisa masuk.

Di depan makam, ratusan kendaraan roda dua terparkir hampir setiap hari. Namun, bukan kendaraan milik para peziarah yang datang mengunjungi makam, melainkan kendaraan milik warga sekitar serta para siswa yang sekolahnya tak jauh dari lokasi TMP.

Tanah yang gersang dan berdebu menambah kesan mengkhawatirkan. Hanya tugu yang menjulang hampir 5 meter yang hingga saat ini masih dalam kondisi cukup baik.

Pun dengan tulisan Taman Makam Pahlawan yang terpampang di depan makam, kondisinya sangat tidak layak. Warna sudah memudar serta besi yang rapuh seolah menandakan TMP sudah lama tak dikunjungi.

Juru Pelihara TMP Kondang, Adeng (70), yang juga warga sekitar mengatakan, kondisi tembok makam yang rubuh tersebut terjadi sejak awal pandemi Covid-19.

Tembok yang mengelilingi TMP itu, sambung dia, dibangun tahun 2005 oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung.

Sebelumnya, TMP Kondang hanya dikelilingi oleh ram kawat, yang dipasang atas swadaya masyarakat setempat.

"Jadi dulu pake kawat, cuma setelah diajukan ke pemerintah, baru di tembok," katanya ditemui Kompas.com, Selasa (30/8/2022).

Kendati kondisi makam masih seperti itu, pada perayaan kemerdekaan kemarin, pemerintah setempat masih melalukan ziarah.

"17 Agustus kemarin masih ada kok yang ziarah, sekarang juga kadang keluarga yang dimakamkan di sana masih suka ziarah," jelasnya.

Selain kondisi benteng yang mengkhawatirkan, ia menyebut, keramik beberapa makam sudah mulai mengelupas.

Hal ini lantaran belum adanya pemugaran keramik makam serta TMP Kondang kerap terendam banjir ketika hujan lebat.

"Kerap diterjang banjir yang menyebabkan keramik mengelupas dan tembok runtuh," bebernya.

Saat ini di makam tersebut tinggal bersemayam 13 "kusumah bangsa" yang ikut bertempur di pelbagai palagan.

Mulai dari pertempuran merebut kemerdekaan, hingga pasukan yang menjadi korban keganasan DI/TII.

Pada tahun 1963, banyak jenazah tentara yang dipindahkan keluarganya.

"Di sini juga banyak makam Laskar Wanita Indonesia (Laswi) ada sekitar 18 peti, tapi tahun 1972 dipindahkan oleh keluarganya," tutur dia.

Adeng mengungkapkan, tak ada makam orang Belanda di TMP Kondang, semua yang pernah disemayamkan di sana merupakan prajurit dan laskar yang ikut berperang mempertahankan kemerdekaan.

"Orang Majalaya ada, orang Kalimantan dari daerah Cianjur, Subang, Bekasi, Bogor karena ada keluarganya yang ziarah, karena ada yang keluarganya jadi tentara atau polisi," ungkapnya.

Sempat Tidak Digaji

Tak hanya menceritakan kondisi makam, kepada Kompas.com, Adeng menjelaskan ihwal pertama kali ia menjadi juru pelihara.

Adeng menyebut, ia hanya meneruskan apa yang pernah dilakukan orangtuanya, yaitu mengurusi makam.

Dulu, baik ayah dan kerabat terdekatnya tak asing dengan memelihara TMP tersebut.

"Saya mah gak tahu bakal di sini, di sini juga sambil dagang karena dekat dengan sekolah," ucap dia.

Sejak pertama menjadi Juru Pelihara, baru tahun 2007 Adeng mendapatkan SK dan gaji dari pemerintah.

Mulai dari Rp 150.000 per-bulan, hingga hari ini Adeng menerima gaji Rp 500.000 per bulan.

"Sejak pertama jadi kuncen belum digaji, kemudian ada kelompok masyarakat yang mengajukan untuk digaji, setelah itu dipanggil ke Pemda," tuturnya.

Bukan Kewenangan Camat

Camat Majalaya, Gugum Gumilar mengatakan, terkait renovasi dan pemugaran TMP bukan kewenangan pihak Kecamatan.

Ia mengaku, persoalan TMP sudah disampaikan ke Pemda Kabupaten Bandung.

"Dari hasil diskusi kemarin saat 17 Agustus 2022 dengan berbagai komunitas, langsung kita follow up ke beberapa dinas terkait. Namun belum secara formal, melihat dulu siapa sebenarnya dinas atau perangkat daerah yang bisa menangani urusan TMP ini," kata dia melalui pesan singkat.

Hingga kini, sambung Gugum, belum ada kejelasan terkait pengelolaan TMP. Namun ia mengaku telah berkomunikasi dan berjanji akan mengawal TMP Kondang.

"Untuk TMP ini sepertinya masih belum ada kejelasan harus ke dinas mana, namun tetap akan kita komunikasikan dan kawal termasuk langsung dikomunikasikan ke Pimpinan atau ke Bapak Bupati langsung," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/08/30/160032378/puluhan-tahun-berdiri-kondisi-tmp-kondang-majalaya-bandung-mengkhawatirkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke