Salin Artikel

Cuaca Ekstrem, Warga Jawa Barat Diminta Waspadai Potensi Hujan Es

KOMPAS.com - Prakirawan Cuaca BMKG Kota Bandung, Yan Firdaus Permadhi meminta masyarakat Jawa Barat (Jabar), termasuk Bandung Raya, mewaspadai kemungkinan terjadinya fenomena hujan es dalam beberapa pekan ke depan.

"Beberapa minggu ke depan, kemungkinan besar hujan es akan kembali aktif," kata Yan kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Menurut Yan, potensi hujan es dapat terjadi secara merata dalam beberapa pekan ke depan di seluruh wilayah Jabar.

"Tapi lebih berpeluang di daerah dataran rendah," ujar Yan.

Yan menjelaskan, hujan es merupakan salah satu dampak di samping potensi bencana lainnya yang mungkin terjadi akibat fenomena cuaca ekstrem yang sedang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jabar.

"Seperti yang kita sudah rasakan, meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang atau puting beliung, hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang, banjir, dan tanah longsor," jelasnya.

Seperti yang diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat mengalami cuaca ekstrem, seperti mendung, hujan, suhu dingin, dan sebagainya.

Padahal, Yan menuturkan, musim hujan diprediksi baru akan tiba pada awal hingga akhir bulan Oktober 2022.

"Kejadian kemarin (cuaca ekstrem) lebih banyak dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah di sekitar Selat Karimata sehingga menyababkan cuaca buruk di wilayah Jawa Barat," terangnya.

Yan menuturkan, fenomena La Nina dan fase negatif Indian Ocean Dipole (IOD) turut berperan dalam menciptakan cuaca ekstrem di wilayah Jabar dan sekitarnya.

"Selain itu jelas masih ada pengaruh La Nina, seperti hangatnya Suhu Permukaan Laut (SPL) di perairan wilayah Jabar," ucap Yan.

"Selain itu, Dipole Mode sedang berada pada fase negatif, hal ini juga menjadi penyebab cuaca buruk beberapa minggu terakhir," terangnya.

Dilansir dari laman maritim.bmkg.go.id, Jumat (9/9/2022), Indian ocean dipole (IOD) yang saat ini berpengaruh terhadap pembentukan cuaca di wilayah Barat Indonesia, adalah perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yakni Samudra Hindia Bagian Barat dan Timur.

Yan memprediksi, fenomena La Nina dan fase negatif IOD baru akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan.

"La Nina diprediksi hingga sekira Januari sampai Februari 2023. IOD diprediksi hingga Desember 2022," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Yan mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pada musim peralihan ini dalam menghadapi peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi, seperti hujan es, angin kencang atau puting beliung, banjir, dan tanah longsor.

"Bagi masyarakat juga diharapkan untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dan saluran pembuangan air, sehingga risiko banjir dapat diminimalisasi," kata Yan.

"Selain itu, bagi masyarakat yang sedang dalam perjalanan, apabila terdapat cuaca buruk, segera menepi dan mencari tempat perlindungan yang aman, seperti di dalam gedung yang kokoh. Hindari berlindung di bawah pohon atau tempat semi terbuka," tutupnya.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/09/121547578/cuaca-ekstrem-warga-jawa-barat-diminta-waspadai-potensi-hujan-es

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke