Salin Artikel

Start Up Binaan ITB Kembangkan Tangan Prostetik untuk Difabel, Bisa Genggam Benda 5 Kg

BANDUNG, KOMPAS.com - Berawal dari sebuah tugas akhir, salah satu start up binaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Karla Bionics, menciptakan tangan prostetik yang dapat membantu aktivitas manusia. Salah satunya para tunadaksa.

Kompas.com sempat menjajal fungsi kegunaan tangan prostetik yang diciptakan tersebut.

Saat itu, mahasiswa bimbingan dosen ITB ini memasangkan sensor deteksi yang dipasang di lengan. Setelah diset, sensor akan mendeteksi gerakan otot pemakainya. Data ini akan langsung diproses oleh komputer di dalamnya.

"Bahasa teknisnya micro controler," kata Dosen Manajemen Rekayasa ITB, Wildan Trusaji, salah satu tim Karla Bionics yang ditemui beberapa waktu lalu.

Data gerak otot yang diproses, akan menggerakan servomotor untuk menarik tali yang ada pada jaring yang terpasang di tangan prostetik tersebut, sehingga jari dari tangan prostetik ikut bergerak.

Tangan prostetik yang diberi nama Lengan Prostesis K22BP ini merupakan alat protesis bertenaga tubuh menggunakan prinsip mekanisme whippletree untuk menciptakan fitur pegangan yang intuitif.

"Nanti gerakan servonya ini menarik tali yang ada di jaring," ucapnya.

Adapun beban yang bisa digenggam alat tersebut masih terbatas, sekitar kilogram.

"Kita masih uji terus tapi perkiraan kami di 5 kilogram. Ini baru prototipenya, nanti harus uji, setelah lebih dari 1 kita bisa uji," ucapnya.

Tangan prostetik ciptaan tim Karla Bionics ini memiliki berat yang ringan hanya sekitar 1 kilogram.

"Jadi misalnya lebih atau kurang dari itu gak natural bagi penggunanya entah berat sebelah atau ringan sebelah, kita ngobrol sama user-nya gitu, kalau pake metal berarti ada ke cost dan tadi ketidak nyamanan bagi pengguna," jelas Wildan.

Bahan yang digunakan, sambung Wildan, tidak memakai metal melainkan menggunakan bahan polyvinyl chloride yang diproses dengan teknik thermoforming sehingga dapat terlihat seperti 'bionik'. Pemanfaatan bahan ini juga meningkatkan kepercayaan diri penggunanya.

"Bahannya diterforming istilahnya, dipanaskan lalu dibentuk, nanti rencananya kita pakai politilena daur ulang sejenis plastik yang didaur ulang biar lebih green," tuturnya.

Fungsi alat ini, sambung Wildan, sebagai fashion dan juga membantu para tundaksa dalam kehidupan keseharianya, seperti membuka pintu, menggenggam gelas, dan aktivitas lainnya yang menggunakan bantuan tangan.

"Fungsi utamanya sebagai fashion, jadi karena tunadaksa itu gak percaya diri kalo keluar, nah tangan yang ada sekarang itu menyerupai kulit yang kurang estetik jadi menyembunyikan diri filosopinya," ucapnya.

"Kalau ini mah biar orang mengerti 'saya tunadaksa' (percaya diri) makanya desainnya robot, tapi kalau robot aja gak bisa gerak gak match antara rupa dan fungsinya. Makanya dibuat bisa bergerak dan geraknya juga luas bisa buka pintu, genggam gelas dan lainnya," jelasnya.

Dikutip dari laman ITB, pengaplikasian Lengan Prostesis K22BP ini dilakukan kepada pengguna produk atau pilot yaitu seorang rock drummer yang juga seorang tuna daksa bernama Yayat Supriyatna.

Yayat telah bekerja sama dengan Karla Bionics selama 3 tahun untuk mengembangkan tangan prostetik yang inovatif.

Melalui perjalanannya bersama Karla Bionics, Yayat percaya bahwa kondisi yang ia alami bukanlah suatu kelemahan, melainkan suatu keunikan yang dapat membuka banyak kemungkinan untuk dirinya dalam mencapai hal-hal baru.

Bahkan, berkat bantuan Lengan Prostesis K22BP ini, Yayat dapat kembali berkarya dengan menciptakan drum cover di Youtube.

Wildan menjelaskan, inovasi tangan prostetik ini berawal dari tugas akhir salah satu tim Karla Bionic, Syaiful Hammam.

Tim Karla melihat teknologi prostetik ini memiliki harga yang cukup mahal dan tak terjangkau.

"Kita pengen jangkau harga yang tidak mahal tapi bisa gerak. Kita mikir gimana nih mekanisme geraknya, lalu nanti ke komponen elektroniknya, kurang lebih kaya gitu, karena (produknya) belum ada yang terjangkau," jelas Wildan.

Penelitian tangan prostetik ini pun dimulai sejak 2019, dari tugas akhir Syaiful Hammam. Kemudian berlanjut ke penelitian bimbingan dosen.

Pada 2022, inovasi tangan prostetik ini diikut sertakan pada ajang Cybathlon 2022 yang diselenggarakan 17 Mei 2022.

Tim berhasil meraih juara 3 dari 5 tim internasional bidang arm prosthesis race seperti Perancis, Swedia, dan Spanyol.

Cybathlon  ini merupakan acara multiolahraga dan kompetisi internasional dari ETH Zurich, Swiss. 

Acara ini wadah untuk para tuna daksa bersaing satu sama lain menyelesaikan tugas sehari-hari dengan menggunakan sistem bantuan teknis yang canggih.

Tiga jenis perlombaan yang diselenggarakan pada Cybathlon adalah perlombaan yang memanfaatkan kursi roda, tangan prostetik, dan exoskeleton.

"Tahun 2022 ikut lomba kemudian dibentuk tim bisnis start-up nya di tahun 2022 itu. Nama startupnya Karla Bionic," ucapnya.

Startup ini beranggotakan Dosen Manajemen Rekayasa ITB, Wildan Trusaji (Manajemen Rekayasa 2010) serta 3 mahasiswa dan 2 alumni ITB. 

Yaitu Sekar Kedaton (Manajemen Rekayasa 2019), Alya Hanun (Manajemen Rekayasa 2019), Andy Lucky (Teknik Elektro 2018), Syaiful Hammam (Desain Produk 2014), dan Nurseptian Pratomo (Teknik Mesin 2010).

"Produknya lengan prostesis dulu nanti kita kembangkan ke alat skeleton juga, alat-alat yang lain berhubungan dengan bio mekanika dan elektronik," ucapnya.

Ke depannya, tim startup inkubasi dari Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB (LPIK-ITB) ini berencana mencari lembaga pemerintahan atau lembaga keuangan yang bisa mensubsidi silang alat inovasi tangan prostetik miliknya tersebut.

"Harga bionic yang ada sekarang kalau di luar itu Rp 100 juta, di dalam negeri sekitar Rp 50 juta, kita di harga Rp 20 juta, sangat afordable tapi buat tunadaksa belinya masih belum bisa jadi harus ada program subsidi silang yang sedang kita kejar," pugkas Wildan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/09/12/101020078/start-up-binaan-itb-kembangkan-tangan-prostetik-untuk-difabel-bisa-genggam

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke