Salin Artikel

Racik Tanaman Jadi Antiseptik, Pelajar SMP Cianjur Berjaya di Pentas Dunia

Adalah Akhsan Fatir Pramono (14), siswa SMP Islam Cendekia Cianjur kelas IX ini berhasil membuat antiseptik dari perasan daun tanaman yang memiliki nama ilmiah Centella Asiatica ini.

Inovasi di bidang sains lingkungan ini mulai digagas Fatir sejak dua bulan lalu.

Fatir menuturkan, idenya muncul setelah mengetahui ada beberapa temannya yang mengalami iritasi kulit setelah digigit serangga Tomcat.

Fatir lantas menemukan banyak tanaman Pegagan yang tumbuh liar di lingkungan sekolahnya.

“Saya cari tahu kandungannya, ternyata banyak manfaat dan kegunaannya, salah satunya bisa mengobati luka pada kulit," kata Fatir kepada Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Berbekal referensi itu, Fatir kemudian meminta bimbingan gurunya agar bisa mengolah tanaman tersebut untuk dijadikan obat antiseptik.

"Hasilnya pernah dipakaikan ke teman yang kena gigit Tomcat itu, ternyata ada reaksinya, luka iritasinya bisa sembuh setelah diobati dengan antiseptik ini," ujar Fatir.

Disebutkan, untuk mendapatkan hasil atau perasan yang optimal, daun harus dikukus terlebih dahulu dengan suhu yang disesuaikan.

"Air dari hasil proses ini kemudian didiamkan dulu sampai dingin sebelum dikemas,” kata Fatir.

Pengemasannya menggunakan botol dengan tutup spray agar memudahkan saat dipakai.

“Ada tambahan sedikit cairan khusus agar hasilnya atau kualitas antiseptiknya lebih maksimal,” ucap dia.

Raih Penghargaan Internasional

Inovasi yang dilakukan Fatir mendapat apresiasi pihak sekolah yang mengikutsertakannya ke ajang internasional bertajuk World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2022 di Malaysia.

Ajang kompetisi yang diikuti perwakilan dari berbagai negara ini merupakan sebuah platform atau wahana untuk para peneliti muda dalam mengimplementasikan karyanya yang inovatif.

"Alhamdulillah ternyata bisa dapat medali emas. Saat presentasi sempat deg-degan soalnya," kata dia.

Fatir yang tergabung dalam tim bersama lima orang temannya itu berhasil menyisihkan sejunlah peserta dari negara lain, seperti Amerika, Korea, Thailand, Turki, dan Malaysia selaku tuan rumah.

Kendati begitu, menurut Fatir, produk yang dilabeli Wundmedizin ini masih perlu dikembangkan, terutama dilakukan uji labolatorium agar kualitasnya bisa lebih sempurna.

Selain itu, ia berharap bisa mematenkan karya atau produknya ini sebelum nantinya benar-benar diperuntukkan dan diproduksi secara massal.

"Alhandulilah pihak sekolah memberikan dukungan penuh dan siap memfasilitasinya," ujar Fatir.


Dukungan sekolah

Humas SMP Islam Cendekia Cianjur Rudi Kurniawan Sani mengatakan, sangat bangga dan mengapresiasi prestasi karya ilmiah siswa ini.

Betapa tidak, tak hanya mampu berkarya secara inovatif, namun juga mendapat pengakuan secara internasional.

Karena itu, ditegaskan Rudi, pihak sekolah akan terus memberikan dukungan berupa penyediaan fasilitas guna menunjang kegiatan sains dan penelitian siswa.

“Karya ini, dan karya-karya siswa lainnya tentu tidak boleh hanya sampai di ajang lomba saja, tapi harus terus dikembangkan," kata Rudi, Jumat siang.

Salah satu bentuk dukungan dari pihak sekolah, sebut dia, adalah dengan memfasilitasi uji laboratorium dan pengurusan hak paten.

"Jika produknya telah sempurna akan coba kita produksi secara massal, setidaknya (pemakaian) untuk di lingkungan sekolah saja dulu, sebagai pembuktian bahwa hasil pendidikan ini nyata ada hasilnya, dan memberikan nilai guna,” ujar Rudi.

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/14/145723478/racik-tanaman-jadi-antiseptik-pelajar-smp-cianjur-berjaya-di-pentas-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke