Salin Artikel

6 Fakta Alun-alun Kota Bandung, dari Lambang Kekuasaan hingga Ruang Terbuka

KOMPAS.com - Alun-alun Kota Bandung terletak di Asia Afrika, Balonggede, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat.

Keberadaan Alun-alun Kota Bandung yang telah ada sejak zaman kolonial terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan zaman.

Perubahan tersebut juga berdampak pada fungsi Alun-alun Kota Bandung.

Alun-alun Kota Bandung buka selama 24 jam dan tanpa pungutan biaya.

Berikut ini fakta Alun-alun Kota Bandung.

Fakta Alun-alun Kota Bandung

1. Sejarah Alun-alun Kota Bandung

Alun-alun Kota Bandung dibangun sekitar Mei hingga September 1810. Pada saat itu Kota Bandung yang masih berbentuk kabupaten dan berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Alun-alun Kota Bandung terwujud bersamaan dengan hari jadi Kota Bandung, tanggal 25 September 1810.

Keberadaan alun-alun menjadi salah satu elemen pembentuk kota sebagai pusat pemerintahan. Sehingga, letak alun-alun menjadi bagian tata ruang kota Bandung.

Alun-alun Kota Bandung terletak di tengah-tengah antara pendopo dengan Gunung Tangkuban Perahu.

Pendopo terletak di selatan alun-alun dan Gunung Tangkuban Perahu terletak di utara alun-alun.

Letak Alun-alun Kota Bandung ini berbeda dengan alun-alun di Yogyakarta atau Surakarta.

Alun-alun di Yogyakarta dan Surakarta terletak mengampit keraton, sehingga di wilayah itu terdapat alun-alun utara dan selatan.

Keberadaan alun-alun yang mengampit keraton menunjukkan alun-alun pada masa Majapahit.

2. Tidak Ada Lagi Babancong di Alun-alun Kota Bandung

Babancong adalah bangunan untuk bupati berpidato pada acara-acara resmi atau orang kepercayaan bupati menyampaikan pengumuman kepada rakyat.

Namun sekitar tahun 1930-an, babancong sudah tidak ada di Alun-alun Kota Bandung.

Bangunan babancong hanya terdapat di Alun-alun Garut dan Manonjaya.

3. Ada Dua Pohon Beringin

Alun-alun Kota Bandung pernah memiliki dua pohon beringin yang terletak di tengah-tengah alun-alun.

Keberadaan pohon beringin sampai sekitar tahun 1940-an. 

Dimana kedua pohon tersebut merupakan lambang kewibawaan bupati dan kekuasaannya yang menjadi pengayom rakyatnya.

Namun saat itu pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kepercayaan, kemudian mereka mengganti dengan simbol kekuasaan Ratu Belanda atas wilayah Hindia Belanda.

Simbol kekuasaan tersebut berupa pemagaran alun-alun dan mengganti nama pohon beringin dengan nama Ratu Belanda.

4. Alun-alun Bandung untuk Aktivitas Warga

Pada awal abad 20, Alun-alun Kota Bandung tidak lagi menunjukkan sebagai fungsinya. Alun-alun telah menjadi lapangan terbuka yang luas untuk aktivitas warga.

Bahkan pada waktu itu, Alun-alun Kota Bandung menjadi lapangan pertandingan sepak bola.

5. Revitasisasi Alun-alun Kota Bandung

Pada tahun 1950-an, Alun-alun Kota Bandung mengalami revitalisasi oleh pemerintah kota setempat.

Alun-alun Kota Bandung menjadi taman kota yang terbuka. Sejumlah bangunan peninggalan masa lalu telah menjadi cagar budaya oleh Pemerintah Kota Bandung.

Alun-alun Kota Bandung pernah memiliki jembatan yang ikonik yang menghubungkan alun-alun dengan Masjid Agung Bandung atau Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat.

Namun, Jembatan yang dapat digunakan untuk selfie tersebut telah dihilangkan.

Revitalisasi juga dilakukan beberapa kali karena Alun-alun Bandung menjadi landmark baru di Kota Bandung.

6. Alun-alun Kota Bandung Saat Ini

Alun-alun Kota Bandung menjadi ruang terbuka yang dapat dinimati masyarakat umum. Pemerintah setempat menyediakan fasilitas penunjang yang dapat dinikmati warga dan pengunjung.

Alun-alun Kota Bandung beralaskan rumput sintetis. Lokasi ini berfungsi sebagai tempat bermain, bersantai, dan tempat olah raga.

Pemerintah kota juga membangun area parkir bawah tanah di Alun-alun Kota Bandung.untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat.

Sumber:

nationalgeographic.grid.id dan jabar.tribunnews.com

https://bandung.kompas.com/read/2022/10/14/223900578/6-fakta-alun-alun-kota-bandung-dari-lambang-kekuasaan-hingga-ruang-terbuka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke