Salin Artikel

Kisah Relawan Gempa Cianjur, Tandu Ibu Melahirkan ke Rumah Sakit, Terkendala Jalan Setapak hingga Reruntuhan

BANDUNG, KOMPAS.com - Ragam kisah didapat para relawan yang datang selama proses penanggulangan bencana gempa Cianjur.

Salah satunya, para relawan medis yang tergabung dalam tim kemanusiaan Jabar Quick Response (JQR). Mereka jadi garda terdepan dalam upaya menyelamatkan masyarakat terdampak.

Manajer Operasional JQR Nizar Ilyasa mengatakan, total ada 250 relawan yang dikoordinir JQR dari berbagai latar belakang.

"Kita ngebuka klaster relawan seperti tim pencarian atau evakuasi, asesor untuk mengumpulkan data, logistik, media, dan paramedis. Jadi kita ngejar kriteria ini, kemandirian kita mendirikan posko yakni hadirnya mereka," tutur Nizar di Bandung, Selasa (6/12/2022).

Nizar menuturkan, para relawan tersebar di beberapa desa termasuk wilayah pelosok yang belum terakses bantuan kesehatan seperti Desa Cibulakan, Desa Gasol, Desa Benjot, dan Desa Barukaso.

Muthia Utami, salah seorang relawan mengaku sangat diterima warga pengungsian di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang. Muthia dan beberapa rekannya jadi kelompok relawan awal yang membantu masyarakat beberapa saat setelah gempa terjadi.

“Kita relawan pertama yang datang kesitu pertama memberikan pengobatan, mereka mengungsi di persawahan gitu,” ungkap Muthia, Selasa (6/12/2022).

"Jadi relawan tim medis di situasi bencana ini baru pertama kali. Pengalaman pertama awalnya khawatir tapi setelah melewati ya jadi terbiasa. Pengalaman ini tidak bisa dilupakan, saya sangat terketuk hati melihat warga tidur di tenda, ada yang nangis kehilangan sanak saudaranya,” tuturnya.

Hal serupa dirasakan Fauziah yang sempat mengunjungi pengungsi di lokasi evakuasi ternak kambing lantaran pada fase awal kejadian belum ada fasilitas pengungsian yang representatif.

“Saya masih terbawa suasana melihat warga harus mengungsi ke pengungsian ternak kambing, sedih juga melihat warga tinggal di sana, bayi dan lansia yang terpaksa tinggal di sana,” ungkap Fauziah.

Saat itu, Fauziah pun menyarankan kepada para pengungsi untuk berlindung ke lokasi lebih aman dan nyaman khususnya bagi bayi.

Iqbal, relawan lain mengaku sempat dihadapkan pada seorang ibu yang akan melahirkan di pengungsian dan jauh dari rumah sakit.

Beruntung setelah ditolong tim JQR, ibu yang diketahui bernama Nurjanah bisa di rujuk ke rumah sakit dan berhasil melahirkan dengan lancar.

“Saya tiga hari tinggal di posko bersama Jalal, Muthia, dan Fauziah. Tinggal di sana tiga hari. Namun di hari kedua mendapati ibu hamil kontraksi hebat, akses pengungsian ke akses kesehatan sangat jauh. Posko jalan setapak, terus ada reruntuhan relawan bawa tandu agak kesusahan saat evakuasi Bu Nurjanah. Alhamdulillah kita tanggap cepat, 15 menit sudah sampai ke RS dan kemudian lahir normal, melahirkan bayi laki-laki,” jelasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan update terbaru pada Senin (5/12/2022), gempa di Kabupaten Cianjur menewaskan 334 orang dan 8 orang masih dalam pencarian. Akibat bencana itu, sekitar 42.000 rumah mengalami kerusakan.

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/06/112231578/kisah-relawan-gempa-cianjur-tandu-ibu-melahirkan-ke-rumah-sakit-terkendala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke