Salin Artikel

Sepak Terjang Agus Sujatno, Pelaku Bom Bunuh Diri di Astanaanyar Bandung, Dulu Rakit Bom Panci Cicendo

Pelaku adalah Agus Sujatno (34), mantan napi terorisme kasus bom panci di Cicendo tahun 2017.

Kala itu, aksi teror dilakukan oleh Yayat dengan meledakkan bom panci di sebuah lapangan di Jalan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, pada 27 Februari 2017.

Yayat yang kabur sempat masuk ke Kantor Kelurahan Arjuna dan mengancam para pegawai. Karena dianggap berbahaya, Yayat ditembak dan ia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Dari pengembangan kasus, polisi menangkap dua rekan Yayat pada pertengahan Maret 2017. Salah satunya adalah Agus Sujatno alias Abu Muslim bin Wahid.

Pria kelahiran Bandung, 24 Agustus 1988, itu kemudian mendekam di Lapas Kelas II A Pasir Putih, Nusakambangan, selama 4 tahun karena terlibat kasus bom panci Cicendo.

Ia ditahan karena merakit bom panci bersama Yayat Cahdiat atau Abu Salam. Bahan material ia beli dari situs online dan mempelajari tutorial pembuatan bom dari internet.

Diduga kelompok JAD

Pengamat terorisme sekaligus mantan narapidana teroris, Sofyan Tsauri, angkat bicara terkait peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Sofyan menduga motif pelaku melakukan aksinya karena menganggap Kitab Hukum Pidana (KUHP) merupakan syirik.

"Motif pelaku terlihat dari motornya tertulis KUHP dan hukum syirik atau kafir perangi penegak hukum QS 9: 29," kata Sofyan saat dihubungi, Rabu, (7/12/2022).

Sofyan juga mengatakan, pelaku diduga merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Lalu di atas lampu (motor pelaku) ada bendera 1515. Artinya, itu dari kelompok 1515 artinya kelompok JAD," jelasnya.

Kemudian, ia mengungkapkan, pelaku merupakan eks narapidana terorisme.

"Pelakunya adalah eks narapidana terorisme, keluar dari penjara 2021 dari lapas Pasir Putih Nusakambangan. Hasil profilling masih keras," ujar Sofyan.

Sofyan mengatakan, pelaku tewas mengalami luka berupa lubang besar di belakang punggung.

"Artinya, dia bawa bom ransel di belakang. Entah pakai panci atau Tupperware, masih diteliti. Yang jelas ketika blarrr efeknya ke depan," tutur Sofyan Tsauri.

Berdasarkan lukanya, Sofyan menduga pelaku menggunakan bahan peledak TATP atau Triaceton Triperoxide.

Menurutnya, bahan tersebut memiliki daya ledak yang luar biasa.

"Dugaan kuat memakai TATP, biasa disebut mother of satan. Sejenis bahan high explosive, punya daya ledak tinggi dan punya daya hancur luar biasa," jelasnya.

Sementara itu, ia menjelaskan target teror pelaku masih kepada simbol-simbol pemerintah.

"Yaitu polisi dan lain-lain," ujar Sofyan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Riyadi, Dendi Ramdhani | Editor Ardi Priyatno Utomo, David Oliver Purba), Tribunnews.com

https://bandung.kompas.com/read/2022/12/08/072700578/sepak-terjang-agus-sujatno-pelaku-bom-bunuh-diri-di-astanaanyar-bandung-dulu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke