Salin Artikel

Dalam 18 Bulan, Bank Sampah di Situsaeur Bandung Berhasil Kurangi 53 Ton Limbah

Setiap warga yang hendak mengurusi sesuatu di Kantor Kelurahan Situsaeur diwajibkan untuk membawa sampah plastik.

Aturan tersebut, ternyata sudah dimulai sejak 18 bulan lalu, kala Kelurahan Situsaeur melaksanakan launching program Bank Sampah di delapan rukun warga (RW) binaannya.

Lurah Situsaeur Deni Setiabudi mengatakan, membenarkan adanya kewajiban warga untuk membawa sampah plastik ketika akan mengurusi sesuatu.

Gerakan itu, kata dia, pertama kali dicanangkan satu bulan setelah satu bulan me-launching bank sampah di wilayahnya.

Kepada Kompas.com, Deni mengaku tak mudah untuk mengubah mindset masyarakat agar sadar tentang sampah.

Butuh perjuangan panjang dan berat, baginya untuk menyadarkan warga bahwa sampah memiliki nilai.

Gerakan itu, lanjut dia, merupakan satu inovasi untuk memperkuat program Bank Sampah yang sudah di bangun sejak 2021 di 8 RW dan 1 unit di Kantor Kelurahan.

Ia menjelaskan, warga diwajibkan membawa sampah di saat akan mengurusi sesuatu, lantaran bank sampah yang ada di Kelurahan Situsaeur hanya memiliki keterbatasan nasabah.

"Pada awalnya susah, karena kan membuat bank sampah ini bukan hanya soal menabungnya tapi ada mindset yang harus diubah, jadi perjuangan yan berat, untuk memberikan masukan dan edukasi ke warga itu jadi tantangan. Nah kita itu berinovasi dengan mengintruksikan ke warga agar membawa sampah ke Kelurahan apabila akan membuat sesuatu, itu sifatnya wajib," kata Deni.

Ia menambahkan, warga tidak harus membawa sampah yang memiliki nilai jual saja, sampah plastik jenis apapun akan ditampung oleh Bank Sampah yang ada di kelurahan Situsaeur.

"Tidak hanya yang bernilai jual tapi setiap sampah plastik wajib di bawa. Kalau ada yang menolak atau beralasan sulit untuk menemukan sampah di rumah, kita suruh mereka membawa sampah di sekitar kelurahan dan membawanya," jelas dia.

Membangun 9 unit bank sampah

Pada Maret 2021, Deni melaunching sembilan unit bank sampah di Kelurahan Situsaeur.

Masing-masing RW diwajibkan membangun Bank Sampah, termasuk di Kantor Kelurahan Situsaeur.

"Ada satu Bank Sampah yang ada di kelurahan dan 8 unit di RW, sejak launching Maret 2021 hingga sekarang, Bank Sampah Unit RW terus dijalankan," kata dia.

Deni mengungkapkan awal mula membangun Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur.

Niat membangun Bank Sampah di Situsaeur, lantaran kebutuhan masyarakat untuk menciptakan kawasan bebas sampah di setiap RW.

"Awal terbentuknya Bank Sampah ini berasal dari ide kita untuk membentuk kawasan bebas sampah di tiap RW, nah sehubungan hal itu akhirnya kita lanjut ke pembentukan Bank Sampah atas kolaborasi semua pihak dan semua sektor yaitu RW, LPM, PKK dan Karang Taruna, akhirnya terbentuk sembilan unit bank sampah di Kelurahan Situsaeur," ungkapnya.

Kendati sebelum di bangunnya Bank Sampah Kelurahan Situsaeur sudah memiliki Tim Kebersihan yang karib disebut Tim Gober.

Namun, kondisi sampah di Kelurahan Situsaeur masih belum bisa dikatakan baik. 

Terlebih, kata dia, beberapa titik di Kelurahan Situsaeur terutama dekat Terminal Leuwi Panjang kerap terkendala banjir mana kala hujan datang.

"Kebetulan kita ada tim Gober sendiri atau tim kebersihan, itu kita sering dilanda banjir juga tiap ada hujan pasti banjir dan memang pengelolaan sampah juga masih jelek lah, dengan adanya Bank Sampah kita berpartisipasi terhadap pengelolaan sampah di Kota Bandung," ujarnya.

Meski hanya berskala kecil, kini Kelurahan Situsaeur sudah berkontribusi terhadap pengurangan produksi sampah di Kota Bandung.

Bahkan, lanjut dia, ada salah satu Bank Sampah di RW 07 yang bernama Bank Sampah ASRI yang berhasil mengelola sampah hingga 1 ton.

Ia menyebut, warga di RW 07 sudah terbangun kesadarannya terkait sampah. Sistem marketing yang digunakan oleh tim pengelolan Bank Sampah ASRI pun sudah sangat optimal.

"Sekalipun skalanya gak cukup besar tapi berkontribusi juga. Jadi awalnya kita hanya menunjuk satu RW saja. Alhamdulilah setelah itu banyak warga yang jadi nasabah bank sampah, itu juga tergantung dari pengurus bank sampah mempromosikannya, ada bank sampah di RW 07 namanya Bank Sampah Asri, itu karena pengurusnya baik dan marketingnya baik, akhirnya banyak warga yang menjadi nasabah," tutur dia.


Mengajak stakeholder lain

Saat ini Bank Sampah yang ada di kelurahan Situsaeur hanya memiliki nasabah yang terbatas. Seperti ASN, Karang Taruna, PKK, Gober dan lainnya.

Selain melibatkan warga untuk memunguti sampah saat akan membuat sesuatu ke kantor Kelurahan.

Pihaknya juga berinisiasi untuk mengajak stakeholder lain agar ikut serta berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.

"Tapi sekarang merambah juga ada Puskesmas yang Bojongloa Kidul dan Puskesmas Kopo akan bergabung menjadi nasabah bank sampah di kelurahan, kemarin juga kita udah berupaya menghubungi pihak Terminal Leuwi Panjang, karena kan kemarin sempat ada persoalan TPS nya, kita komunikasikan gimana kalau menjadi nasabah bank sampah di kita, cuma permasalahannya produktivitas sampah mereka sehari bisa sampai 30 karung, kita kan penarikannya dua minggu sekali, nah kita terkendala lahan," terangnya.

Selain itu ditingkat internal pihaknya akan membangun Bank Sampah ditingkat RT agar pengelolaan lebih optimal. 

"Semua RW ada bank sampah, target berikutnya kita akan merambah ke tingkat RT biar apa biar bank sampah ini mendukung dan lain sebagainya," ungkapnya.

53 ton sampah berkurang

Selama 18 bulan, yakni sejak pertama melaunching Bank Sampah atau tepatnya pada Maret 2021 lalu.

9 Unit Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan, dan memanfaatkan sebanyak 53 ton sampah.

Bank sampah di kelurahan ini akan bermuara ke Bank Sampah Bersinar (BSB) yang menjadi bank sampah induk.

BSB merupakan salah satu pemenang challenge Plastic Waste to Value Competition dari Indonesia yang diselenggarakan oleh The Incubation Network

Camat Bojongloa Kidul Yudi Hermawan mengatakan, edukasi program Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur sudah berjalan dengan baik.

"Jadi alhamdulilah ini memang merupakan salah satu program prioritas di ke wilayahan Kang Pisman, kalau secara umum 6 Kelurahan sudah di sosialisasikan, tapi di Kelurahan Situsaeur ini edukasi dan programnya sudah berjalan, bahkan di sini dari 18 bulan yang lalu sampai sekarang sudah bisa menyimpan, menghasilkan dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton," ungkap Yudi.

Yudi menyebut, jika diasumsikan selama 18 bulan Kelurahan Situsaeur berhasil menyimpan, menghasilkan dan memanfaatkan sampah sebanyak 53 ton, maka setiap bulan sebanyak 2,94 ton sampah berhasil dimanfaatkan.

"Pengurangan sampah selama 18 bulan, ini merupakan langkah yang signifikan, tentunya akan kita tingkatkan lagi agar bisa diikuti oleh RW atau kelurahan yang lain, kalau kita asumsikan bahwa pengurangan sampah 53 ton selama 18 bulan berarti setiap bulan ada pengurangan 2,94 ton di kelurahan Situsaeur ini angka yang signifikan dalam mengurangi sampah," tuturnya.

Melihat program bank sampah di Kelurahan Situsaeur tergolong sukses. Pihaknya meminta setiap Kelurahan yang ada di Kecamatan Bojong Kidul agar mengikuti jejak Kelurahan Situsaeur.

Kelurahan yang lain, kata Yudi tak perlu bepergian ke daerah luar untuk mengadakan studi banding.

"Betul, mudah mudahan temen-temen Kelurahan yang lain bisa mengikuti, bisa melihat atau studi banding tidak perlu jauh, di sini sudah bersinergi antara pengurus, aparat kewilayahan RT, RW dan masyarakat begitu sangat masif untuk melakukan kegiatan tadi, hasilnya bisa dilihat statistik menunjukan itu," tambahnya.

"Intinya bagaimana masyarakat melakukan satu kebutuhan dalam olahan sampah, karena sampah ini menjadi satu persoalan dimanapun kita berada, karena setiap hari setiap orang akan mengeluarkan sampah, jadi bagaimana mengelola, memanage, mengedukasi soal sampah, yang tadinya sampah tidak bermanfaat atau berharga tapi sekarang jadi berkah," sambung dia.

Target ke depan, pihak Kecamatan Bojongloa Kidul berencana meningkatkan setiap fasilitas Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur agar bisa menjadi percontohan bagi tempat yang lain.

"Minimal kami menjadi percontohan dulu di tingkat Kecamatan agar diarahkan temen-temen Lurah juga agar bisa mengikuti kegiatan seperti ini, di wilayah yang lain agar bisa mengikuti juga, pola-polanya, metode-metodenya," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/27/173507578/dalam-18-bulan-bank-sampah-di-situsaeur-bandung-berhasil-kurangi-53-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke