Salin Artikel

Berawal dari Evakuasi Ular, Rinto Punya Hobi Ekstrem Budidaya Ular King Kobra

KUNINGAN, KOMPAS.com – Seorang warga di Kabupaten Kuningan, memiliki hobi ekstrem yang berbeda dari masyarakat luas, yakni budidaya ular king kobra. Hobi ini berawal dari aktivitasnya yang kerap mengevakuasi ular king kobra yang masuk rumah warga.

Dia adalah Rinto Harmanto (36), warga Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Saat Kompas.com berkunjung ke rumahnya, tampak beberapa ular berbisa yang dipelihara di kandang belakang rumah. Total ada 10 ular king kobra dan seekor ular piton.

Setiap pagi, suami dari Ating Sulastri (35) ini, mengurusnya seorang diri. Dari total lima orang yang tinggal di rumah tersebut, hanya Rinto yang berani ke lokasi itu untuk memelihara dan mengembangbiakan ular tersebut.

Rinto bercerita, hobinya bermula karena Rinto kerap dimintai tolong warga untuk mengevakuasi ular yang masuk rumah.

Kebanyakan ular yang dievakuasi itu jenis king kobra. Dari sinilah Rinto mulai mengumpulkan ular king kobra dan memeliharanya.

“Banyak (evakuasi ular). Tapi yang saya ingat, tahun 2017 evakuasi King Kobra Jawa di Puskesmas Kadugede, panjangnya sekitar satu meter. Di tahun 2019, King Kobra lagi panjang 4 meter dari Kelurahan Citangtu. Dan tahun 2021 King Kobra lagi panjangnya 3,5 meter dari Desa Karangtawang. Sebagian ular mati, sebagian ladi dilepasliarkan ke alam bebas,” kata Rinto kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya.

Di sepanjang tahun 2022, Rinto mulai serius memelihara ular King Kobra hasil evakuasi, hingga terkumpul 10 king kobra dan seekor piton yang kini ikut menghuni rumahnya.

Pada tahun tersebut juga, Rinto mulai mengambil dua ekor, satu jantan dan satu betina, untuk dikawinkan. Dan ternyata September 2022, King Kobra menelurkan sebanyak 30 butir telur.

“Yang baru netas lima telur, dua ekor mati, tiga ekor hidup. Masih bayi,” tambah Rinto.

Kenal ular dari mendiang Bapak

Rinto yang lahir di Kawasan Pegunungan Ciremai, mengaku berkenalan dengan ular sejak usia sekitar delapan tahun.

Dia kerap dibawa almarhum mendiang bapaknya, Muhyi, ke hutan, dan menemukan ular di banyak tempat. Di saat itu, bapaknya kerap menjadikan ular sebagai mainan Rinto.

“Mulai tertarik ke semua ular dari kecil, delapan tahun. Awalnya sering diajak ke sawah dan juga hutan, lingkungan saya dekat bukit Gunung Ciremai, untuk mencari kayu bakar, ikut bapak kerja. Tidak ada mainan lain selain binatang, termasuk ular,” tambah Rinto.

Saat itu, kata Rinto, Muhyi kerap mengajarkan bagaimana menghormati ciptaan Yang Maha Kuasa sekaligus menjinakkannya. Makin hari, Rinto makin mengerti cara menangani ular King Kobra.

Sampai hari ini, 10 ular king kobra yang berada di rumahnya masih liar. Semuanya masih memiliki bisa yang mematikan. Rinto hanya berusaha agar ular yang dia pelihara tidak marah dan terus membuat mereka dalam kondisi tenang.

Rinto menjalani aktivitas ini dengan senang hati. Dia menerima banyak kabar bahwa banyak ular yang dibunuh dan mati. Upaya dirinya memelihara ular, semata-mata untuk menjaga kelestarian alam. Dengan keberadaan ular di alam bebas, ekosistem akan terjaga dan stabil.

Dia juga menyebut, banyak ular hasil evakuasi dari warga, kembali dilepasliarkan di alam bebas di Gunung Ciremai.

https://bandung.kompas.com/read/2023/01/29/112627978/berawal-dari-evakuasi-ular-rinto-punya-hobi-ekstrem-budidaya-ular-king-kobra

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke