Salin Artikel

3 Upaya Pengurangan Risiko Bencana dari Potensi Gempa M 6,5 Sesar Cimandiri

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sesar Cimandiri yang ada di Sukabumi berpotensi menghasilkan gempa kekuatan M 6,5 dengan skala intensitas VIII MMI.

Sesar Cimandiri menurut PVMBG merupakan sesar yang terbagi dalam 3 segmen, yakni:

  • Bagian Barat disebut segmen Cibuntu sepanjang 17,2 kilometer, mampu menghasilkan gempa dengan kekuatan maksimum M 6,5.
  • Bagian tengah disebut segmen Padabeunghar panjangnya 12,78 kilometer, mampu menghasilkan gempa dengan kekuatan maksimum M 6,4.
  • Sebelah timur disebut segmen Baros dengan panjang 16,36 kilometer, mampu menghasilkan gempa dengan kekuatan maksimum M 6,5.

"Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan pada segmen barat dan tengah. Segmen timur juga tetap harus waspada," ungkap Penyelidik Bumi Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Supartoyo.

Supartoyo mengatakan, segmen Cibuntu yang berada di bagian barat dan segmen Padabeunghar di bagian tengah, sudah aktif sejak 1.600 tahun lalu hingga sekarang.

Sedangkan segmen Baros yang ada di bagian timur, cenderung lebih aktif beberapa dekade terakhir. Segmen Baros pernah memicu gempa merusak pada 1982 dan 2021.

Dalam sejarah gempa akibat segmen Baros sesar Cimandiri, pada 10 Februari 1982 terjadi gempa dengan kekuatan M5,5 dengan kedalaman 25 kilometer di wilayah Cireunghas.

Gempa tersebut menyebabkan empat orang terluka, puluhan bangunan rusak, dan retakan tanah di Sukabumi.

Kemudian pada 5 Juni 2021, gempa berkekuatan M 3,0 dengan kedalaman 3 kilometer yang berpusat di darat wilayah Kecamatan Cireunghas menyebabkan sejumlah bangunan rusak.

Supartoyo mengatakan, gempa merusak Cianjur yang terjadi 21 November 2022 lalu dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat dan pemerintah Sukabumi untuk melakukan mitigasi pengurangan risiko bencana.

Pasalnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu meramal kejadian gempa bumi dengan tepat. Tidak ada seorang pun yang mampu memprediksi dengan tepat kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi.

Mitigasi bencana

Supartoyo berkata, ada tiga tindakan sebagai upaya pengurangan risiko bencana, yakni:

  • Meningkatkan upaya mitigasi gempa bumi baik mitigasi struktural maupun non struktural.
  • Penataan ruang pada Kawasan Rawan Bencana Gempa (KRBG) pada zona jalur sesar aktif.
  • Penguatan regulasi kebencanaan seperti menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang potensi bencana gempa bumi pada masing-masing segmen tersebut.

"Karena perlakuannya harus berbeda dengan daerah lain," ujar pengajar tamu mitigasi bencana geologi di Prodi Teknik Geologi dan GREAT ITB 2008 itu.

Sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk pada zaman geologi, sekitar 30-40 juta tahun lalu.

Hingga sekarang, sesar Cimandiri tergolong sesar aktif.

Bukti adanya Sesar Cimandiri dapat dilihat dari terdapat tebing-tebing di selatan Kota Sukabumi, pergeseran sungai, dan zona hancuran.

Selain itu juga adanya sumber air panas di wilayah Desa Mekarasih Kecamatan Simpenan, sumber air panas Santa di Kelurahan Gedongpanjang Kecamatan Citamiang, dan sumber air panas di pinggiran Sungai Cimandiri, Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi.

"Jejak-jejak pergerakan sesar Cimandiri masih bisa diamati," ucap Supartoyo.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/06/135612678/3-upaya-pengurangan-risiko-bencana-dari-potensi-gempa-m-65-sesar-cimandiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke