Salin Artikel

"Dulu Desa Kami Jadi Pengungsian Warga Bantaran Kali, Sekarang Setiap Tahun Kebanjiran"

Setelah menyesap kopi, Somad memakai sepatu. Berjalan, menyambagi dan berinteraksi dengan tetangga yang juga kebanjiran.

Ia juga memantau situasi sekeliling tempat tinggalnya, di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Somad bercerita awal desanya Desa Karangligar kebanjiran, yakni sejak tahun 2007. Kemudian banjir terbesar, menurutnya terjadi pada tahun 2013 lalu.

"Saat itu karena deras, banyak domba dan sapi yang kebawa arus," ujar Somad kepada Kompas.com, Sabtu (25/2/2023).

Padahal, kata Somad, dahulu desanya menjadi tempat pengungsian warga bantaran sungai yang kebanjiran. Bahkan ternak pun turut diungsikan ke Desa Karangligar.

"Dulu desa kami jadi pengungsian warga bantaran kali, dari desa lain. Ternak juga diungsikan ke sini. Sekarang tiap tahun desa kami kebanjiran," ujar Somad.

"Ini sudah kesembilan kali. Kemarin banjir datang lagi," lanjutnya.

Somad pun berharap ada solusi dari pemerintah. Misalnya pembuatan pintu air di Sungai Cidawolong dan Kedunghurang yang dinilai dapat mempercepat banjir surut. Termasuk juga pengerukan sungai dan pembetulan drainase.

Ia juga tak keberatan jika pun harus direlokasi. Asalkan ganti ruginya jelas dan pantas.

"Kita ingin yang nyata," kata dia.

"Seperti saat ini, kami berharap tanggul di depan SDN Karangligar 1 segera diperbaiki. Karena air irigasi menjadi belok mengalir ke kampung kami," kata dia.

Saat ditemui Kompas.com sekitar pukul 17.00 WIB, Nasam bersama keluarga dan tetangganya masih bertahan di rumahnya. Warga di kampungnya telah meninggikan lantai rumah. Bahkan mereka juga membuat balai-balai yang cukup tinggi.

Ia juga menyiagakan perahu karet di rumah. Jika kondisi banjir menghawatirkan atau ada instruksi dari pihak terkait, maka ia dan warga lainnya akan melakukan evakuasi.

"Warga sudah kompak dan mengerti soal evakuasi. Namun jalur evakuasi menurut kami belum memadai," ujar dia.

Lebih lanjut, Nasam berharap ada bantuan yang bergudan dalam jangka panjang. Misalnya saja, mesin steam yang baru-baru ini diberikan ke desanya. Menurutnya, mesin ini sangat berguna untuk penanganan pascabanjir. 

"Jadi mesin steam digunakan untuk membersikan masjid dan rumah-rumah warga secara bergantian. Bergotong- royong," kata dia.

Dari pantauan Kompas.com, pada Sabtu (25/2/2023), ketinggian banjir di Desa Karangligar bervariasi yakni mulai dari 30 cm. Adapun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi soal data banjir di Desa Karangligar terbaru.

Pada Jumat (24/2/2023), Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang Ferry Muharram menyebutkan, Dusun Pengasinan dan Kampek Desa Karangligar telah dilanda banjir. Namun datanya masih proses assesment.

https://bandung.kompas.com/read/2023/02/25/210243478/dulu-desa-kami-jadi-pengungsian-warga-bantaran-kali-sekarang-setiap-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke