Salin Artikel

Kisah Diana, Berjuang Selamatkan Anak dan Ibunya dari Terjangan Banjir Cirebon yang Robohkan Tembok dan Pagar

CIREBON, KOMPAS.com – Rizqi Rahma Diana (26) masih ingat momen tembok pembatas perumahannya dengan sawah, jebol.

Bahkan, terjangan banjir juga merobohkan pagar besi rumahnya yang tinggi. Diana trauma, dan berharap tidak lagi dipertemukan dengan musibah demikian. 

Di sela aktivitasnya membersihkan lumpur di rumahnya di Perumahan Permata Dawuan, Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Diana bercerita.

Banjir yang melanda rumahnya pada Kamis malam tadi tidak pernah terbayangkan sebelumnya. 

Banjir terparah ini berlangsung sangat cepat, namun banyak merusak bangunan di sekitarnya. Tembok sepanjang 10 meter dengan ketinggian 2 meter ambruk total. Akibatnya tak hanya air, material sawah juga masuk ke lingkungan perumahannya. 

Diana mengungkapkan, momen tembok pembatas roboh sangat mencekam. Dia yang saat itu sedang mengecek kondisi banjir dan menjaga anak dan ibunya melihat dengan jelas, arus banjir mendorong dengan sangat keras hingga menghancurkan tembok.

“Saat itu, tiba-tiba tembok pembatas sawah dengan perumahan ambruk. Saya Panik. Saya langsung pegangan pagar untuk berjuang melawan arus deras. Namun tiba-tiba, pagar yang saya pegang juga rubuh. Wah saya benar-benar panik,” ungkap Diana saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (31/3/2023). 

Setelah merobohkan tembok, arus deras banjir kemudian menerjang pagar yang berada tepat di depannya. Tak lama kemudian, pagar rumahnya amrbuk. Beruntung Diana berhasil menyelamatkan diri dari rubuhan pagar tersebut. 

Usai kejadian itu, Diana langsung membawa ibunya yang sudah berusia 60 tahun dan juga anaknya yang berusia tiga tahun.

Dia hanya seorang diri berusaha menyelamatkan kedua orang tercintanya. Dia berteriak minta tolong kepada tetangga untuk estafet mengevakuasi orang. 

“Yang penting anak sama mamah, nyawaku selamat. Ga kepikiran barang-barang. Jadi, kaya arus tsunami. Beruntung ada tetangga jadi saling ulur dan pegangan untuk evakuasi hingga akhirnya selamat ke depan. Saat itu, banjir sudah setinggi sekitar satu meter,” ungkap Diana. 

Diana mengakui bahwa rumahnya kerap kali banjir. Namun, banjir kali ini yang terparah dan banyak mengakibatkan kerusakan.

Karena, tak hanya tembok depan rumahnya saja yang jebol, tembok pembatas lainnya juga sama. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Deny Nurcahya bersama jajaran melakukan peninjauan ke Perumahan Permata Dawuan, Jumat siang (31/3/2023).

Dia menemukan fakta bahwa hampir seluruh tembok yang berbatasan sawah dan juga sungai Cipager ambruk.

“Sungai Cipager meluap. Kita lihat luapan itu masuk ke areal persawahan dulu, terus menabrak tembok pembatas dan baru masuk ke perumahan. Setelah masuk ke perumahan, air tergenang, sehingga sampai saat ini masih banjir, meski sudah perlahan surut,” kata Deny saat ditemui Kompas.com di lokasi. 

Deny mengungkapkan, tembok perumahan yang jebol ini terjadi di bagian depan, samping, dan belakang. Titik terparah berada di bagian belakang, karena yang paling pertama bertemu aliran Sungai Cipager dari arah selatan. 

Aliran sungai bahkan sebagian masih tersisa di persawahan. Sehingga pada Jumat siang, aliran air masih tampak jelas mengalir masuk ke perumahan. 

Atas kejadian ini, BPBD Kabupaten Cirebon bersama beberapa pihak terkait akan berkoordinasi untuk melakukan penanganan pasca-banjir ini. Proses pemetaan perbaikan juga akan dilakukan. 

“Kami akan melakukan asessment koordinasi dengan instansi vertikal, dinas terkait untuk melakukan pemetaan yang harus kita bantu di sini, untuk memperbaiki beberapa kerusakan,” jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/04/01/064543878/kisah-diana-berjuang-selamatkan-anak-dan-ibunya-dari-terjangan-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke