Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Nasib Macan Kumbang yang Pernah Masuk Pemukiman Warga di Subang

Kompas.com - 27/06/2019, 21:53 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Macan kumbang (Phantera Pardus Melas) yang masuk perumahan warga di wilayah kampung Cimalingping, Desa Sindangsari, Kecamatan Kasomalang, Subang, telah diselamatkan beberapa waktu lalu.

Macan kumbang tersebut kemudian dievakuasi ke Bandung Zoo untuk dilakukan perawatan khusus. Setelah 27 hari dirawat di kandang khusus Bandung Zoo, kini macan tersebut akan di tempatkan ke Cikananga, Sukabumi.

Dokter Hewan Bandung Zoo, Dedi Tri Sasongko menjelaskan bahwa proses penyelamatan macan kumbang dilakukan pada tanggal 1 Juni 2019 lalu. Setelah mendapatkan laporan dari tim BKSDA, petugas Bandung Zoo kemudian berangkat ke lokasi satwa liar tersebut.

Baca juga: Macan Kumbang dan Tutul Tertangkap Kamera Trap di Hutan TNBTS

Hingga pukul 15.00 WIB, petugas akhirnya berhasil menangkap macan kumbang tersebut dan membawanya ke Bandung Zoo untuk dilakukan perawatan sementara.

"Pada saat penyelamatan, kami menemukan beberapa luka, dan kondisinya pun terlihat stress. Luka-luka itu ada pada paha sebelah kanan, taring atas patah," kata Dedi yang ditemui di Bandung Zoo, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019).

Selama di Bandung Zoo, macan tersebut dilakukan perawatan khusus dengan memberinya pakan ayam hidup, general check up untuk memantau kondisi macan sekaligus guna mendapatkan data hewan liar tersebut.

"Kesulitannya ya awalnya kan ini satwa liar, kemudian di kandang ada lalu lalang, jadi stres, yang merawat hanya beberapa perugas," ucapnya.

Baca juga: 12 Rusa yang Mati di Lokasi Penangkaran Diduga Dimangsa Macan Tutul

"Kesulitan di pakan juga, biasanya makan babi, di kita dikasih makan ayam hidup, dan proses itu juga butuh waktu supaya tidak stres," imbuhnya.

Saat ini, kondisi macan sudah mulai membaik dan siap dilepasliarkan. "Kondisi saat ini sehat, luka kaki belakang kering dan siap dilepas liarkan," katanya.

Hanya saja, sebelum dilepasliarkan, tim Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) akan menempatkan macan tersebut ke Pusat Penyelamatan Satwa Liar Cikananga.

Selain itu, macan liar tersebut juga dipasangi transponder di tengkup dibagian kulitnya. Alat ini berguna untuk mendeteksi macan ini ketika nanti dilepasliarkan.

Baca juga: Macan Tutul Gunung Lawu Masuk Permukiman, Terkam 8 Ekor Kambing

"Sesuai SOP harus seperti itu, macan tertangkap kita peroleh data sebanyak mungkin dan pasang penanda, kalau pun nanti tertangkap lagi terjadi kasus lg, macan tersebut bisa kembali ke daerah terdahulu," jelasnya.

Seperti diketahui, Macan kumbang ini sebelumnya dilaporkan turun gunung dan menggegerkan warga di Kampung Cimalingping, Desa Sindang Sari, Kasomalang, Subang, Sabtu (1/6/2019) siang.

Setelah petugas melakukan pengejaran selama delapan jam, akhirnya macan tersebut berhasil dilumpuhkan dan ditangkap setelah dibius petugas dari Bandung Zoo dan BKSDA Jabar.

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Pengunjung Bandung Zoo Naik Dua Kali Lipat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com